awansan.com Nggak modal, mungkin kata – kata ini yang akan diucapkan pada perjalanan kali ini, bagaimana tidak berangkat hanya bermodal bensin yang tersisa di tangki dan uang empat ribu rupiah di kantong, ternyata saya cukup gila kali ini. Sebetulnya saya tidak berminat pergi kesana kalau saja tidak ada temanku yang bersedia mentraktir akomodasi plus karcis masuknya.
Waktu menunjukkan pukul 15.20 ketika meninggalkan Kota Jogja dengan lalu lintas yang lumayan macet cukup membuat jalanan terasa lama padahal jarak dari jogja ke mangunan mungkin hanya sekitar 20 – 25 kilometer saja. Kususuri jalan melewati UIN jogja, Pabrik Susu SGM, terminal Giwangan, hingga Imogiri yang terkenal sebagai makam raja – raja Kesultanan Yogyakarta, perjalanan belum berhenti karena masih harus melewati jalan menanjak nan berkelok – kelok sejauh tiga kilometer sampai tempatnya, untunglah jalan menuju kesan sudah beraspal halus , yang menggelikan bahwa saya sempat tersesat ketika kesana padahal saya sudah dua kali kesana dan tidak pernah keliru hahahaha parah.
![]() |
Pemandangan Dari Atas Tebing |
Akhirnya sampai juga di mangunan, setelah membayar karcis lima ribu rupiah saya langsung menuju puncak tebing, Banyak yang tidak tahu apa itu mangunan, padahal boleh dibilang ini adalah salah satu tempat favorit saya d jogja disini terdapat tempat outbond, taman bermain anak, danau mini lengkap dengan bebek yang bisa dinaiki, dan tentu saja tempat favorit saya puncak bukit terletak di atas tebing dengan pemandangan nan luas meliputi pegunungan tebing dan juga sungai yang berkelok – kelok, pokoknya sip dah buat rekreasi bersama – sama .
![]() |
Terlihat Luas |
Hal yang agak kurang enak disini adalah kadang ada orang pacaran, emang cocok sih bagaimana nggak udah tempatnya bagus, hawanya segar, sepi lagi sangat mendukung buat melakukan hal seperti itu. Hal ini jugalah yang saya jumpai kemarin bayangkan saja di bulan ramadhan sempet – sempetnya mereka ciuman bibir berkali – kali didepan saya , sontak setan di dalam ubuh saya pun terbakar untung saja saya masih punya benteng iman.
Hari sudah Beranjak sore ketika kuputuskan untuk meninggalkan mangunan, dengan diiringi angin sepoi – sepoi kunaiki tangga menuju tempat parkir motor, ah sebenarnya saya males meninggalkan tempat ini penginnya si menunggu sampai sunset, tapi apadaya saya harus berpacu dengan waktu mencari takji untuk berbuka puasa di masjid dekat kampus, maklum masih mahasiswa haha. Sebelum sampai ditujuan kusempatkan diri untuk sekedar berfoto narsis pada spot foto yang bagus, skali – kali narsis gx papa kan hehe.
![]() |
Narsis dikit |
jaman jik sepi motore iso tekan kono..
LikeLike
Hehe iyo jaman mbiyen seh penak, emg nk skrg motor parkir dimana?, suwe ra mrono soale
LikeLike
maksude ra sesantai kui kang.. aku terakhir ndono 2014 nek gak salah 😆
LikeLike