Dear pembaca semua, daihatsu memang piawai urusan membuat mobil kecil yang bandel, salah satunya adalah daihatsu Hijet, yang memang telah melegenda baik karena iritnya mauoun bandelnya, meskipun telah berumur 30 tahun an, tapi hingga kini daihatsu Hijet 1000 masih banyak bekerja keras di jalanan Indonesia, awalny awb pengen buat artikel tersendiri, tapi ternyata malah nemu artikel review dari Majalah M&M tahun 1984 edisi Juni II/1984 di blog daihatsu Hijet Indonesia, dan menurut awb sudah sangat lengkap jadi awb langsung masukkan kesini saja 😀 , review daihatsu Ini ditulis ulang oleh salah satu sahabat Dahatsu Hijet Indonesia Medianto kariadi, well selamat menikmati.
Laporan test :
Daihatsu Hijet 1000 ‘84
Ruang kabin cukup lapang dengan dashboard gaya sedan yang fungsional, bak belakang berdaya angkut satu ton dan mesin 993 cc tiga silinder 47 bhp pada 5600 rpm menempatkan Daihatsu Hijet pada posisi sebagai pesaing kuat dalam kealsnya. Apalagi hijet 1000 termasuk jenis pick up yang serbaguna dan dapat dirubah menjadi berbagai bentuk lain sesuai keperluan. Seperti minibus dan box. Bahkan dengan kemampuan mesin yang dapat diandalkan. Hijet 1000 termasuk mobil slalom tangguh. Dalam “Ndredeg Slalom Test Surabaya” Daihatsu Hijet 1000 merebut tiga posisi I, II, III untuk kelas pick up.
Perlengkapan
Dari segi perlengkapan, Daihatsu Hijet 1000 termasuk kendaraan pick up yang memiliki perlengkapan memadai. Simplifikasi pada tombol sakelar dengan menggunakan sakela kombinasi untuk lampu sein, lampu dim, dan passing lamp untuk melampaui kendaraan di depan mempermudah pengemudi. Tuas sakelar untuk menyapu kaca depan dan washer di sebelah kiri lingkar kemudi pun mudah dijangkau.
Dashboard tipe sedan dengan tray yang luas termasuk kelebihan Daihatsu Hijet 1000 dibanding beberapa pick ip sekelas lain. Sedangkan Indikator pada panel instrumen dengan tata letak yang apik mudah dikontrol oleh pengemudi setiap saat. Antara lain memonitor temperatur mesin, sisa bahan bakar dan pengisian baterai oleh altenator.
Selama test berlangsung, semua indikator ini bekerja dengan baik. Kondisi mesin tidak pernah melampaui batas suhu aman. Sekalipun digenjot di Sirkuit Ancol terus menerus pada kecepatan tinggi. Jarum temperatur tidak pernah mencapai batas kritis.
Bentuk lingkar kemudi cukup unik. Bukan hanya sekedar mengikuti selera konsumen yang menuntut desain manis, tetapi juga fungsional. Luas pandang ke panel instrumen tidak terhalang. Begitu juga pandangan ke tuas sakelar kombinasi.
Tepat di tengah dashboard di sisi kiri kanan disediakan saluran sirkulasi udara. Kipas angin atau blower sebagai perlengkapan optional berfungsi juga sebagai defoger (pembersih kabut). Bekerja sama dengan bilah wiper yang membersihkan kaca depan, perjalanan dalam berbagai kondisi cuaca cukup aman.
Dengan berbagi perlengkapan standar ini, Daihatsu Hijet 1000 sudah memadai sebagai kendaraan sebaguna. Instrumen yang disediakan dan peralatan lain seperti tongkat persneling dan rem tangan pada posisi memudahkan pengemudi, cukup ringan dikendalikan oleh pengemudi wanita.
Sabuk pengaman sebagai optional dapat dipasang dengan mudah karena tempatnya sudah disediakan.
Mesin & Transmisi
Kemampuan mesin Daihatsu sudah terkenal sejak kendaraan roda tiga yang disebut Bemo mulai beroperasi sekitar tahun 1965. Kali ini Daihatsu memilih mesin Charade 3-silinder sebagai penggerak HIJET 1000. Degan memodifikasi sistem drive train mesin yang tadinya menggerakan roda depan pada Charade sekarang menggerakkan roda belakang. Penempatan mesin yang agak di tengah cukup menguntungkan selain pembagian beban menjadi lebih seimbang, servis rutin dapat dilakukan dengan mudah.
Mesin 47 bhp bekerja dengan supel pada hampir semua tingkatan putaran. Gejala ngelitik tidak pernah terjadi selama test berlangsung. Satu-satunya hambatan dalam test hanya mesin tersendat pada saat digenjot mendadak. Ternyata ini disebabkan pipa saluran udara dari saringan ke karburator menyempit pada saat terjadi sedotan dari mesin. Setelah menukar pipa saluran udara ini dengan yang lebih baik, gejala tersendat tidak terjadi lagi.
Dengan bantuan choke penyalaan mesin pada pagi hari berjalan dengan mudah. Cukup sekali putar kunci kontak dan mesin segera hidup. Tanpa menggunakan choke mesin akan hidup setelah dua atau tiga kali memutar kunci kontak. Stelah mesin panas, tidak ada masalh dalam penyalaan kembali.
Pada Charade, mesin yang sama ditempatkan melintang, tetapi pada HIJET 1000 mesin ini dipasang memanjang. Output mesin diteruskan ke transmisi full-synchromesh 4-gigi percepatan maju dan 1-gigi mundur yang menggunakan sistim selective sliding gear. Perpindahan gigi transmisi umumnya berjalan lancar tanpa tersendat atau seret. Untuk ini digunakan kopling kering plat tunggal dengan pegas diafragma yang bekerja secara mekanis. Sayan M&M tidak menggunakan alat test untuk mengukur kekerasan injak pedal kopling. Sekalipun begitu, tekanan pedal terasa sangat ringan dan tidak melelahkan untuk perjalanan dalam kota yang sering perlu ganti persneling dan tekan kopling.
Pengendalian
Dengan tat letak instrumen yang apik, mudah dikontrol dan radius putaran hanya 4 meter, Daihatsu HIJET 1000 sangat mudah dikendalikan.
Bantingan permukaan jalan sebagian besar diredam dengan baik oleh sistem suspensi depan yang menggunakan McPherson strut dan suspensi belakang kombinasi pegas daun dengan sokbreker teleskop.
Kemudahaan lain yang ada pada mobil ini, sistim rem tromol depan/belakang dilengkapi booster sehingga tekanan pedal rem terasa ringan. Dan lebih penting lagi, stabilitas dan keamanan pada kecepatan tinggi menjadi lebih terjamin karena Daihatsu Hijet memiliki jarak sumbu roda yang lebar, yaitu 1,825 m. Demikian juga lebar trek depan atau roda kiri-kanan 1,230 memperkecil jala limbung diatas permukaan buruk.
Daya mendaki
Mengingat Daihatsu HIJET yang ditest ini masih dalam kondisi baru sama sekali, M&M melakukan test mendaki htanpa beban. Meskipun tanpa beban, bobot kendaraan sendiri sudah melebihi bobot total daihatsu Charade, namun kemampuan mendaki HIJET dapat diandalkan. Semua tanjakan di daerah Puncak Pass dapat di tempuh dengan mudah mengguakan gigi persneling tiga. Gigi dua hanya digunakan jika speed kendaraan terlalu rendah. Dengan kecepatan maksimum gigi dua 70km/jam, andaikan harus digenjot untuk manuver di tanjakan, Daihatsu HIJET masih mampu, dimana Tarikan mesin terasa kuat pada gigi dua, dengan konsekuensi mengorbankan sifat irit mesin Charade.
Akselerasi
Sebelum melakukan uji coba Daihatsu HIJET 1000, di antara test crew ada yang bertaruh bahwa pick-up ini hanya mampu mencapai top speed sekitar 115 km/jam seperti kebanyakan pick-up lain. Ternyata test kemampuan di sirkuit Ancol memberikan data top speed sekitar 130 km/jam. Tester M&M yang didampingi Iwan Suryawan dari Product Development PT. Astra International Inc., tidak dapat memberikan angka pasti, karena speedometer HIJET 1000 hanya mencapai 120 km/jam sedangkan jarum speedometer jauh melampau angka tersebut. Mungkin lebih tepat jika HIJET 1000 ini dilengkapi speedometer sampai meunjukan 140 km/jam minimal.
ntuk membuktikan bahwa tidak terjadi speedometer error, sebuah Corolla DX berjalan di sisi HIJET pada kecepatan tersebut spedometer Corolla menunjukkan angka mendekati 130 km/jam. Di sini tentu saja perlu diperhitungkan faktor luar, seperti angin. Yang pasti Daihatsu HIJET 1000 yang disest M&M memang dalam kondisi prima.
Test kecepatan maksimum masing-masing gigi transmisi menghasilkan data sebagai berikut :
Gigi | Kecepatan |
I | 45 km/jam |
II | 70 km/jam |
III | 110 km/jam |
IV | 120-130 km/jam |
Sedangkan dalam test akselerasi, Daihatsu Hijet 1000 cukup gesit. Dengan modifikasi sedikit saja pada suspensi dan ban memungkinkan pick up ini berubah “galak” di sirkuit slalom test. Data akselerasi adalah :
Kecepatan | Waktu |
0 – 40 km/jam | 3,5 detik |
0 – 60 km/jam | 7 detik |
0 – 80 km/jam | 11 detik |
0 – 100 km/jam | 18 detik |
40 – 60 km/jam | 3 detik |
40 – 80 km/jam | 8 detik |
Bahan bakar
Untuk test pemakaian bahan bakar, dipilih jalur bebas hambatan Jagorawi, pada kecepatan konstan 50 km/jam M&M memperoleh tiga angka berbeda untuk tiga kali pengetesan, yaitu berkisar 18,2 – 20 km/liter. Berdasarkan data ini untuk kecepatan konstan 50 km/jam, HIJET 1000 mampu mencapai 19 km/liter. Sedangkan pada kecepatan 70 km/jam konsumsi bahan bakar menjadi 15,5 km/liter. Untuk rute dalam kota dengan kecepatan bervariasi diseling kemacetan dan berhenti di persimpangan karena lampu lalu lintas, HIJET 1000 masih mampu mencapai 14 km/liter.
Berdasarkan hasil test ini ditambah info dari lapangan mengenai prestasi HIJET dalam slalom test, tidak dirgukan lagi bahwa Daihatsu HIJET 1000 ’84 bukan sekedar alat transportasi yang praktis serbaguna, tetapi juga mempunyai kemampuan untuk bersaing di trek slalom atau balap.
bagaimana pembaca semua ? lengkap kan 😀 , punya pengalaman atau mau share ttg mobil ini ? yuk kita diskusi di kolom komentar 😀 .
Serasa bernostalgia,majalah M&M itu bacaan favorit saya sejak SD mas 🙂
Mesin hijet 1000 juga dipakai di mitsu jetstar lalu di zebra 1.0
Seingat saya,jaman tahun 85-90an hijet banyak dipakai untuk mobil barang & angkutan umum.
Sedang carry 1000 lampu bulat & carry extra banyak dipakai jd mobil keluarga.Mungkin krn suara mesin suzuki lebih halus.
Sedang jetstar…entah mengapa tdk begitu laris 🙂
LikeLike
Mesin legendaris dari daihatsu emg, sampe skrg pun masih bnyk hijet yg berjalan buat angkutan barang, carry extra memang lebih halus karena dia 4 silinder, tapi buat kebandelan kok saya lebih suka hijet
Mungkin harga jualnya jetstar dulu lebih mahal daripada hijet
LikeLike
saya sempat belajar mobil pake hijet 1000 ini hehe.. Lucu juga ni mobil kalo masih mulus..buat lucu2an…
LikeLike
Wah dulu punya hijet om ?
Hihi iya kalo mulus, asyik buat lucu lucuan, hijet/jetstar kalo muluss pasti jadi pusat perhatian di jalan
LikeLike
saya juga pengguna hijet 1000 dari jaman sekolah sampai kerja…paling suka sama tenaganya kalau buat jalan nanjak….saya juga penggemar majalah M&M, sebagian masih saya simpan…foto2 diatas kalau tidak salah juga hasil scannan saya yg sy upload di fb pecinta hijet
LikeLike
Tidak menyangka om anto bisa mamppir di blog ini, salam kenal ya om 😀, foto diatas emang punya om anto kok,
Om boleh tanya, kalau dibandingkan dengan jetstar, apakah iritnya juga sama?, dan apakah kaki kaki hijet juga sama dg jetstar?
LikeLike