awansan.com – Dear pembaca sekalian, era 1950 – 1970 an merupakan era keemasan bagi bus bus Amerika seperti Dodge dan Chevrolet, baik untuk rute luar kota maupun dalam kota, bus pada era tersebut sangat khas dengan keberadaan bonetnya dan mesinnya yang masih menggunakan bahan bakar bensin.

Namun ternyata ada juga lho Bus Amerika yang menggunakan mesin diesel, bus tersebut bertipe Dodge D500/D600 diesel tetapi untuk pasar Indonesia di rebadge menggunakan merk Fargo, Chasis Fargo sendiri mulai masuk Indonesia tahun 1971 dengan distributor tunggal N.V Bandar. Chasis Bus Fargo ditawarkan dalam 2 varian wheelbase yaitu short whellbase 172 inch dan long wheelbase 197 inch.

Secara dimensi Bus Fargo sama saja dengan Bus bensin Dodge yang beredar di Indonesia, begitupula dengan model bodynya yang sama dengan Dodge bensin, di depan bonet terdapat dua lampu bulat  dan gril mesin segi empat,  yang membedakan hanya emblem dan mesin yang digunakan,

Bus Fargo menggunakan mesin diesel lansiran Perkins dengan kode  Perkins 6-354, mesin ini berkonfigurasi 6 silinder inline dan dapat menghasilkan tenaga maksimal hingga 131 hp @2800 rpm dan torsi maksimal 385 nm @1600 rpm , dengan torsi raksasa yang sudah di dapat di rpm rendah, pabrikan Fargo mengklaim bahwa mesin diesel ini dua kali lebih irit dibandingkan dengan versi bensinnya.

Tenaga dari mesin kemudian disalurkan via transmisi manual 4 speed ke roda (np 435) , tersedia juga optional 5 speed manual (np 450). Untuk gardan menggunakan merk eaton dengan pilihan single speed atau dual speed.

Di Sektor kaki kaki, Fargo masih menggunakan rem hidraulik dengan teromol di keempat roda, shock belakang masih menggunakan per daun sedangkan shock depan sudah Independen.

Untuk kebutuhan listrik kendaraan, fargo dilengkapi dengan alternator 12 volt berkpasitas 46 ampere, lebih dari cukup untuk bus zaman itu, karena pada zaman tersebut belum banyak aksesoris elektrik.

Bus fargo mencapai puncak kepopulerannya pada awal dekade 70an, ketika itu banyak perusahaan otobus di Indonesia yang mengandalkan chasis ini untuk operasionalnya, salah satu Po besar yang menggunakan chasis ini adalah Po OBL (Safari Dharma Raya).