Sejarah Bus Perkasa , Bus Buatan Indonesia Yang Layu Sebelum Berkembang

awansan.com – Program mobil nasional bukanlah barang baru dalam industri otomotif nasional, program ini sudah ada sejak tahun 70an namun selalu saja kandas,  jika baru baru ini Indonesia dihebohkan dengan polemik mobil nasional Esemka yang dianggap hanya rebadge mobil cina, maka sebetulnya kita sudah pernah punya yang lebih di masa lalu

Sedikit sedikit menengok ke belakang, sebetulnya Indonesia sudah pernah punya Perkasa, brand Mobil Nasional bergerak yang dalam bidang kendaraan niaga, brand ini diproduksi oleh PT. Wahana Perkasa Auto Jaya anak perusahaan grup Texmaco, pada era tersebut texmaco sudah mempunyai kemampuan untuk memproduksi kendaraan niaga di dalam negeri secara penuh dengan kandungan lokal lebih hingga 90 % .

Texmaco juga mempunyai banyak lisensi dari berbagai pabrikan otomotif di dunia , sehingga boleh memproduksi sendiri part tersebut di dalam negeri, beberapa lisensi yang dikantongi Texmaco untuk produksi kendaraan niaganya adalah Leyland (Cabin, Axle, Chasis), Steyr Diesel (Engine), Cummnis (Engine), Eaton (axle), dan ZF (Transmsisi, Steering system)

Usaha yang dilakukan Texmaco ini mirip dengan yang dilakukan oleh pabrikan truck di China, dimana mereka awalnya hanya melisensi part kendaraannya untuk diproduksi dalam negeri, namun setelah dirakit diberi merk tersendiri.

Brand perkasa pertama kali diluncurkan pada pertengahan 1998 dengan produk pertamanya berupa truk, sebagai produk nasional, Perkasa pun kemudian  sudah mendapat pesanan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) maupun Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk kendaraan militer (ranmil) dan kendaraan taktis (rantis).

PT Wahana Perkasa Auto Jaya kemudian mengembangkan pasar dengan memproduksi bus di tahun 2001, dengan line up yang cukup lengkap di semua kelas , baik itu kelas medium bus maupun big bus.

Perkasa  Big Bus 

40 Seater Luxury Bus Prototype.The frame was fabricated in 3 pieces.The Suspension in-corporated Front and Rear Anti-roll bars and Shock Absorbers.The Rear Axle Ratio was made “taller” for higher speeds.

Pasar bigbus merupakan pasar yang termasuk sengit persaingannya di akhir dekade 90an, dengan pesaing asal Jepang dan jerman yang sudah mapan, namun Perkasa dengan percaya diri mengeluarkan line up lengkap di kelas ini, baik itu Big Bus bermesin depan (B07 Series), big bus bermesin belakang (B08 series), bahkan medium bus juga ada, untuk detailnya bisa dilihat pada daftar di bawah ini :

Bus Besar Produksi Perkasa :

  1. Perkasa B07B, mesin Steyr WD612A turbo, 6.5L, 195PS DIN ( 210 ps JIS), 640 nm, transmisi ZF6S-85, WB: 6.1M (Front Engine)
  2. Perkasa B08A, mesin Steyr WD612A turbo, 6.5L, 195PS DIN ( 210 ps JIS), 640 nm, transmisi ZF6S-85, WB: 5.8M (Rear Engine)
  3. Perkasa B08B, mesin Steyr WD612A turbo, 6.5L, 195PS DIN ( 210 ps JIS), 640 nm, transmisi ZF6S-85, WB: 6.1M (Rear Engine)
  4. Perkasa B08Bi, mesin Steyr WD612B turbo intercooler, 6.5L, 220PS DIN ( 250 ps JIS), 720 nm, transmisi ZF6S-85, WB: 6.1M (Rear Engine)
  5. Perkasa B08BiS, mesin Steyr WD612C turbo intercooler, 6.5L, 240PS DIN ( 265 ps JIS), 825 nm, transmisi ZF6S-90, WB: 6.1M (Rear Engine)

Semua produk Bus Perkasa menggunakan mesin diesel Lisensi dari Steyr Austria, mesin yang dipakai bertipe WD 612 mesin ini ini merupakan mesin diesel berkonfigurasi 6 silinder inline,  OHV 12V-Turbocharger, 6.595cc, 108.0×120.0mm, range tenaga yang dihasilkan dari mesin ini adalah 195 – 240 ps dalam.

Untuk chasis bus bermesin  WD612A dan WD612B dipasangkan dengan transmisi  manual 6 speed dari ZF bertipe ZF6S-680 , transmisi ini mempunyai perbandingan gigi rapat untuk mempercepat akselerasi, Sedangkan chasis bus bermesin WD612C 240Ps dipasangkan dengan transmisi ZF tipe ZF6S-90 yang lebih lembut dalam perpindahan giginya.

Transmisi tersebut ada yang diproduksi sendiri oleh Perkasa secara lisensi, ada juga yang langsung didatangkan dari pabrikan ZF di luar negeri, selain Transmisi ZF juga memasok perangkat power steering  ZF8063 untuk digunakan pada bus Perkasa.

Untuk urusan Gardan perkasa menggunakan merk EATON asal Amerika, gardan ini kemudian diproduksi oleh perkasa dengan cara lisensi juga. Untuk gardan depan menggunakan EATON I-140 yang mempunyai beban angkut maksimal 7.725kg, sedangkan gandar belakang dipilih EATON 23145, yang berdaya angkut maksimal 10.5 ton

Sektor pengereman bus Perkasa cukup maju di kala itu karena sudah menggunakan mekanisme pengereman full air brakes, S-cam dual circuits, dengan diameter  tromol 419mmx160mm untuk roda depan dan belakang, terbesar di kelas bigbus bahkan hingga sekarang.

 

Perkasa Medium Bus

39467770_511227662650309_2645115558395117568_n


Selain Big Bus, Perkasa juga meluncurkan medium bus yang terbaik di masanya, baik secara panjang chasis maupun tenaga mesin, medium bus perkasa diluncurkan dalam dua varian chasis yaitu Perkasa B03 ( Short Chasis) dan Perkasa B05 (Long Chasis)

varian Perkasa medium bus:
– Perkasa B03, wheelbase 3760mm
– Perkasa B05, wheelbase 4680mm

Dilihat dari dimensi wheelbase nya, sudah jelas sasis bus ini merupakan yang terpanjang di masanya. Tak heran, di brosur resminya, PT. Wahana Perkasa Auto Jaya mengklaim bus nya sebagai medium bus, karena dimensi panjangnya yg nyaris menyamai medium duty bus kategori 3 wheelbase pendek saat itu, dan juga secara teknis, GVW bus juga ini didesain pada angka 10 ton.

Kelebihan lain dari sasis bus B03/B05 ini adalah penggunaan stabilizer pada bagian depan dan belakangnya, yg bertujuan untuk mengoptimalkan kenyamanan dan membuat manuver di tikungan lebih stabil.

Untuk sektor mesin, kedua medium bus Perkasa tersebut menggunakan mesin WD412T berkapasitas 4397cc, yang diproduksi oleh Perkasa berdasarkan Lisensi dari Steyr Austria, bisa dibilang mesin ini adalah versi 4 silinder dari mesin WD612 yang digunakan oleh big bus Perkasa Penggunaan mesin “family engine” ini ditujukan untuk mengurangi jumlah suku cadang mesin, karena dengan komponen mesin yang nyaris sama, maka akan mempermudah dalam perawatannya. Dengan sokongan turbo Output mesin WD412 ini juga paling tinggi di masanya, yakni 140ps dan torsi 432nm.

Tenaga dari mesin kemudian disalurkan ke transmisi manual 5 speed ZF5S-42,  serupa dengan milik Mercedes MB/MBO800 juga MB8000/OF8000. Berbeda dgn transmisi lisensi Astas di kategori 3 yg diproduksi sendiri oleh Texmaco, transmisi ZF 5MT ini masih disuplai oleh vendor ZF.

Sistem kemudi juga medium bus Perkasa sudah dilengkapi dengan Power Steering yang  disuplai dari ZF . Sementara untuk Axle depan dan belakang menggunakan lisensi Leyland yang  juga diproduksi sendiri oleh Texmaco, sistem rem medium bus perkasa masih mengandalkan tipe  hydraulic plus vacuum servo seperti truk ringan pada umumnya, dgn suku cadang yg kompatibel dgn truk-truk ringan pada umumnya.  Ukuran roda juga sama antara versi bus dan truk, yakni 7.50-16-14PR dgn rim berukuran 6.00GSx16. Permissible GVW keduanya juga sama, yakni 8 ton.

Hasil gambar untuk bus perkasa
Bus Perkasa produksi Texmaco saat pameran Gaikindo Expo 2001 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), 23 Juli 2001. Dok. TEMPO/Hendra Suhara

Dengan produk produk berkulitas, pada awal masa produksinya bus perkasa cukup menyita perhatian publik, dan pesanan pun mulai mengalir dari berbagai instansi pemerintah dan beberapa perusahaan otobus, bahkan sempat diekspor ke luar negeri. Namun sayang sekali hal ini tidak bertahan lama karena tidak lama karena group Texmaco yang menaungi perkasa kemudian dipailitkan oleh BPPN, pada tahun 2004 pabrik kendaraan niaga yang sempat jadi kebanggan Indonesia itu pun akhirnya harus berhenti produksi dan terbengkalai hingga sekarang.

source : ranger giga, tempo, geocities.ws, sinarharapan,

Baca Juga :

10 thoughts on “Sejarah Bus Perkasa , Bus Buatan Indonesia Yang Layu Sebelum Berkembang

  1. nek lisensi jadine semua produksi bisa di dalam negeri bukan gelondongan yo kang? mentok impor bahan baku ngono? jane wangun lho karena bagaimanapun nek lisensi tetep sesuai standar pemberi lisensi.. meh meh koyo AHM, TAM, ADM dll iku yo?

    Like

    1. Yap betul sudah bisa produksi di dalam negeri fulk, bahan baku pun bisa dari dlm negeri asal sesuai standar mutunya

      Beda kalau ahm, tam, dll itu kan atpm, lebih banyak merakit saja produk produk dari brand mereka masing masing, nh kalau lisensi boleh di kasih brand sendiri

      Like

    1. Betul mas sebetulnya mampu, tapi mungkin kebijakan pemerintah yg belum terlalu mendukung, esemka nggak jelas kabarnya. Kalau hino dutro sampai skrg masih diproduksi 😁

      Like

        1. Lebih baik dihidupkan kembali Perkasa daripada esemka, karena untuk bus dan truk masih impor, dengan dihidupkannya Perkasa pengusaha PO mempunyai pilihan, harga murah tapi berkualitas.

          Like

          1. Mungkin takut tersaingi…karena Perkasa menggabungkan beberapa teknolgi sehingga lebih unggul….
            koyo ngono wis politik yo mas…

            Like

Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.