Mikrobus Engkel , Bus Andalan di Daerah Pegunungan

Mikrobus Engkel . Dok Tsabita

awansan.com – Pembaca yang budiman, berbeda dengan penduduk di daerah perkotaan yang mempunyai banyak pilihan moda transportasi umum, penduduk di daerah pedesaan/pegunungan biasanya hanya mempunya sedikit pilihan moda, karena memang jumlah kendaraan nya terbatas dan medan jalan yang membutuhkan kendaraan dengan spesifikasi tertentu untuk bisa menambusnya .

Namun terkhusus untuk daerah pegunungan Jawa bisa dibilang mikrobus engkel lah yang menjadi primadona, karena mempunyai body yang lebih tinggi sehingga nyaman untuk berdiri (muat banyak orang), namun dimensinya kompak sehingga tetap bisa melibas tikungan tikungan sempit di jalur pegunungan, penamaan Mikrobus Engkel didasarkan bentuknya yang memang lebih kecil dibanding Medium bus biasa (bus 3/4), namun lebih besar dibanding ukuran Colt T120, sedangkan nama engkel didasarkan pada chasisnya yang semuanya menggunakan basis truk engkel 4 Roda.

Kemunculan Mikrobus engkel sendiri dimulai dari medio 80an, pasca memudarnya dominasi Colt T120, sebagai penggantinya di beberapa daerah kemudian muncul Isuzu Bison dan Mitsubishi Colt Diesel FE berbodi Station yang memiliki kabin yang lebih lapang dan luas, namun tetap memiliki kemampuan menembus jalur pegunungan dengan jalan yang relatif sempit dan berliku.

Seiring berjalannya waktu kebutuhan masyarakat akan trabsportasi umum pun semakin besar, oleh karena itu kemudian beberapa karoseri membuat bodi “bus kecil/mikrobus ” yang lebih tinggi dan nyaman untuk berdiri Jika dibandingkan dengan body station, model mikrobus juga bisa mengangkut lebih banyak penumpang dibanding model wagon, karena era tersebut sedang ngetren body kapsul, banyak mikrobus engkel juga yang bermodel kapsul, untuk Karoserinya sendiri rata – rata berada di kawasan Magelang seperti ABC, New Armada, Tri Sakti dan Agustus.

Kapasitas dari mikrobus engkel sebetulnya hanya 16 penumpang duduk, namun tak jarang diisi hingga 30 – 40 orang jika ditambah yang berdiri dan nggandul di pintu, bahkan kadang ada juga penumpang yang naik di atas bus.

Untuk Chasis yang digunakan, Mikrobus engkel mengambil basis truk engkel 4 roda, tapi hampir 100% menggunakan merk Mitsubishi Colt Diesel Fe Series, sangat jarang ditemui yang menggunakan merk lain, hal ini dikarenakan Colt Diesel dianggap chasis yang paling bandel dan mesinnya juga kuat untuk menaklukkan tanjakan pegunungan dengan muatan overload. Perawatan pun lebih mudah karena sparepartnya juga sama dengan versi truknya.

Pada awalnya Mikrobus Engkel ini hanya endemik di sekitar daerah yang konturnya berbukit dan bergunung seperti Wonosobo, Magelang, Temanggung, Kebumen, Jogja, Gunung Kidul, Banjarnegara, Pacitan, Kulonprogo dan beberapa daerah lainnya, namun lama kelamaan kemudian menyebar ke berbagai daerah dan bahkan menjadi salah satu moda angkutan Kota . Sebutan untuk bus ini juga bermacam – macam tergantung daerahnya seperti bus tuyul, bus engkel, colt engkel, bus pintu 1 dll.

Untuk saat ini mikrobus engkel relatif mudah ditemui di berbagai kota di Jawa Tengah dan menjadi salah satu andalan untuk transportasi masyarakat untuk trayek antar kecamatan, bus ini juga cukup digemari oleh anak anak sekolah , yang unik dari bus ini adalah sistem pengoperasiannya, jika bus besar dan bus medium biasanya sudah berjadwal, mikrobus ini jalannya tanpa jadwal, jadi ya suka suka sopirnya, tidak ada jadwal pasti keberangkatan dan kedatangannya 😆 .

source : Binawan M, Kebumen Expres, Pacitanku,

Advertisement

10 comments

      1. jauh mas rumah saya heheehe 😀
        wah itu kok para siswa naik bus ekstrem getu ya kak, nggak takut jatuh apa ya 😀

        ijin follow ya kak untuk menjalin persahabatan agar mudah mendapatkan update artikel terbaru di blog sobat, dan berharap sobat bersedia menjadi teman saya, terimakasih 😉

        Like

  1. Tahun 90an & masih tinggal di Salatiga,sering lihat bis kecil beginian.
    Jurusan Salatiga – Kopeng bahkan ada yg sampai Magelang.
    Penumpang overload,tapi sopir nyantai saja melibas tanjakan pegunungan.
    Bis kecil dgn tenaga 100 ps & torsi 23 kgm terlihat over power 🙂

    Like

  2. Di kampung istri purwokerto juga ada, jurusan PWTO banjarnegara sama banyumas tapisudah gak begitu banyak…
    Jadi inget dulu waktu mau nikah…berangkat ke Pwto naik toyota commuter(sekarang hiace), pulang ke jkt naik engkel…

    Like

    1. hahaha kenangan banget ya mas, btw nggak kebayang tuh naik engkel dari purwokerto sampai jkt, apa badan nggak remek ? soalnya shocknya keras dan hawa dalam engkel juga panas

      Like

      1. La ya remeg mas…la wong duduk paling belakang trus lewat jalur selatan…jalan y keriting…rada enak dah masuk Jabar jalan y sudah mendingan sama tol cileunyi, kata supir y kalau lewat utara banyak ngemel y..
        Dijamin panasss biarpun jalan malam, karena kakak ipar gak mau buka jendela, kata y bisa masuk angin n nembak ntr…hadeuh penuh derita dan kenangan… 😀

        Like

Komentar

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.