
awansan.com – Masih di momen liburan Nataru kemarin, alhamdulillah awansan kembali berkesempatan untuk ngebis jarak jauh, tujuan awansan kali ini adalah silaturahmi ke salah satu kawan yang tinggal di Bogor, tiket baru awansan beli H-1 keberangkatan setelah awansan dapat kejelasan libur kerja, untuk trip kali ini ada beberapa kriteria bus yang awansan incar yaitu bus tidak bertopi, lewat jalur selatan dan harga tiket terjangkau 😀 .
Awalnya awansan pesan Po Prayogo, namun ternyata seat depan sudah penuh, kemudian beralih ke Maju Lancar seri F ndilalah harga tiket mehong benerr , akhirnya iseng buka redbus ehalah ternyata Pahala Kencana masih ada hotseat, ya wes langsung sikaat mengingat ini H-1 keberangkatan. Kode busnya PK 270 dengan rute Jogja – Jkt- Bogor.
Jumat, 20 Desember 2019
Setelah drama ketinggalan bus dari Magelang, akhirnya berkat bantuan ojol awansan bisa sampai tepat waktu di pool Pahala Kencana Jogja di daerah Janti tepat pukul 13.00 , sesuai dengan waktu keberangkatan bus , dan beruntungnya keberangkatan bus molor dari jadwal karena crew Jumatan terlebih dahulu, jadi awansan masih ada spare waktu ngisi perut di warung mie ayam sebelah Pool Pahala kencana.
Setelah ditunggu beberapa waktu sekitar pukul 13.40 bus datang juga, Armada yang digunakan adalah Mercy OH 1626 generasi pertama dengan body Jetbus HD Adi Putro, kondisi body memang tidak terlalu mulus namun overal masih cukup baik dan terawat, dan yang awansan suka dari body model ini adalah kaca depannya masih single glass tanpa topi topian sehingga view kedepan luass tanpa kehalangan apapun #cocok buat menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan.
Beralih ke urusan interior armada ini memang agak jadul, namun terasa sangat lega karena hanya mengusung 32 seat sehingga dijamin bisa selonjoran dengan nyaman, masih ditambah dengan berbagai fasilitas lain seperti bantal, selimut dan leg rest di setiap kursinya, Pembungkus Kursi juga masih pakai beludru jadi bokong dijamin adem meskipun perjalanan jauh.
View Luas Seat Nyaman nampak Depan Kejebak Macet di Secang
Setelah semua penumpang masuk akhirnya sekitar pukul 14.00 bus diberangkatkan dari pool janti , putar balik di bawah fly over Janti kemudian langsung menuju Terminal Giwangan, di terminal Giwangan bus tertahan cukup lama karena kps yang dipermasalahkan oleh dishub, well mumpung berhenti lama awansan sempatkan buat jajan di warung samping terminal wkwkwk, 30 menit kemudian bus baru diberangkatkan dari Terminal Giwangan.
Curi curi dengar ternyata bus ini nantinya akan lewat jalur Temanggung – Sukorejo bukan lewat jalur selatan, trayek ini baru dihidupkan kembali oleh Pahala Kencana setelah sekian lama mati suri. Selama perjalanan dari Jogja hingga Magelang bus dijalankan oleh sopir pinggir dengan kecepatan sedang tanpa ada aksi blong blongan, tercatat bus beberapa kali berhenti di Agen untuk menaikkan penumpang, dan meskipun baru dibuka ternyata peminatnya cukup lumayan karena okupansinya hampir full perkiraan awansan sih sekitar 80%. Kalau awansan sih malah seneng bus pelan pelan kayak gini buar nanti sampai bogor tidak kepagian hahaha.
Selepas Magelang, bus mulai memasuki Kabupaten Temanggung yang mempunyai kontur naik turun, di Temanggung inilah bus mulai terlihat kepayahan, setiap ketemu tanjakan jalan pelan banget seakan bus tidak ada tenaga, tidak hanya awansan yang merasakan tapi driver sendiri juga sampai ngedumel gegara performa busnya yang memble, dan berharap jalur ini dikasih armada RK8 saja agar bisa lebih lincah di jalur pegunungan.
Laju bus semakin kepayahan ketika memasuki Jalur Ngadirejo hingga Sukorejo yang mempunyai tanjakan – tanjakan tinggi dan minim lampu penerangan, sudah bus tidak bertenaga lampu depan busnya juga remang – remang #lengkapsudah, tak henti hentinya driver ngomel dengan armada ini karena kondisi armada yang tidak fit. Lepas Sukorejo jalan mulai menurun panjang, di lintas ini PK kembali menjadi bulan bulanan bus malam endemik jalur Sukorejo seperti Handoyo, OBL dan Santoso.

Setelah berjibaku dengan jalan berliku dari Sukorejo hingga Weleri, pukul 21.00 sampailah kita di RM Sendang Wungu untuk service makan, menunya sih standar nasi sayur oseng, sop, ayam + teh manis, rasa juga nggak istimewa istimewa banget, but its okay yang penting perut kenyang hahaha, selesai makan awansan sekalian jamak Sholat Maghrib dan Isyak.
Pukul 21.30 Bus kemudian kembali melanjutkan perjalanan ke Jakarta via tol Trans Jawa, driver pinggir yang sepuh masuk kandang macan digantikan dengan driver tengah yang jauh lebih muda, semenjak masuk GT Weleri pembawaan sopir tengah betul betul di luar dugaan, dimana sopir tengah membawa bus ini dengan super kencang, suoss tenan dengan speedo manteng di kecepatan 120 -125 km/j , tak menyangka bus bakal sekencang ini karena semenjak Jogja sampai Weleri bus kayak bengek, semua bus yang di depan di blong sama PK yang sakit sakitan ini, bahkan sempat bertarung cukup sengit dengan Lorena DD Madura, Harjay, Bejeu dan semua tercentang juga, tak ketinggalan barisan bus muria yang terkenal raja jalan tol seperti Nusantara juga disikat oleh PK ini, well kalau speednya segini terus nanti bisa bisa sampai bogor kepagian wkwkwk.
Ngejoss di Tol Truble di bekasi kelistrikan Trouble
Pukul 02.20 Bus kemudian menurunkan penumpang di Bekasi, dan disinilah drama dimulai karena adanya trouble di kelistrikan accu tidak mau ngisi, meskipun sudah diutak utik oleh driver dan helper, tetap saja belum teratatasi. Kondisi bus mati di pinggir jalan dan aki sudah tidak kuat stater, crew dan beberapa penumpang kemudian berinisiatif gotong royong untuk mendorong bus, alhamdulillah mesin bus bisa kembali menyala meskipun hanya dengan sisa tenaga.
Bus kemudian melanjutkan perjalanan ke Bogor tanpa menyalakan AC dan Lampu Utama, untung saja masih pagi jadi bus tidak terlalu pengap, bus berjalan santai sekuatnya saja sampai di depan pasar Cibinong, sekitar pukul 03.45 bus betul betul mati dan tidak kuat jalan lagi karena listrik di accu sudah habis, perlu diketahui mesin OM 906 LA ini sudah elektrik jadi ketika tidak ada arus listrik bakal koit, berbeda dengan OH 1521 yang masih full manual, tanpa listrik masih bisa jalan.
Dengan kondisi seperti ini bus kemudian perpal di pinggir jalan, dan para penumpang tujuan bogor diminta untuk turun dan meneruskan perjalanan masing masing, awansan kemudian sholat subuh dulu di pasar cibinong kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan angkot.
Overall sebetulnya armada ini cukup nyaman, hanya saja perawatannya kurang, dan kalau kondisinya seperti ini juga bakal berat untuk bersaing, harga tiket resmi 200rb coyy mesti pada mending pilih Gunung Harta/Ramayana yang menggunakan armada baru kinyis kinyis dengan service yang lebih mantabh.
Well thanks for reading and see you next time 😀 .
Perpal di Cibinong Perpal Cibinong
One comment