Cafe On The Bus , Strategi Bertahan Bus Pariwisata di Era Pandemi

awansan.com – Tak bisa dipungkiri adanya pandemi Covid19 membuat segmen pariwisata di Indonesia terpukul, tak terkecuali pengusaha bus pariwisata yang kini harus memutar otak agar bisa bertahan di era pandemi karena mandeknya trip wisata.

Untuk menggeliatkan kembali dunia wisata, kini beberapa perusahaan bus pariwisata ber inovasi membuka layanan cafe on the bus, dimana kita bisa menikmati hidangan ringan seperti kopi dan cemilan sambil city tour menikmati kota, menggunakan bus pariwisata premium yang sudah dimodifikasi layaknya cafe, sehingga penumpang bisa lebih nyaman selama perjalanan.

Untuk saat ini cafe on the bus baru tersedia di kota – kota utama tujuan wisata seperti Malang, Wonosobo, Solo dan Yogyakarta dengan tarif rata rata Rp 50.000 untuk durasi satu jam city tour, beberapa perusahaan bus pariwisata yang busnya digunakan sebagai cafe on the bus adalah, Juragan 99 Trans (Malang), 27 Trans (Malang), Mata Trans (Solo), Duane Putra (Wonosobo), Bimo (Yogyakarta) dan Rejeki Transport (Yogyakarta)

3 thoughts on “Cafe On The Bus , Strategi Bertahan Bus Pariwisata di Era Pandemi

Leave a reply to Joe Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.