
awansan.com – Sobat Bismania, bus ekonomi jurusan Jogja – Semarang bukanlah hal baru bagi awansan, mengingat dari kecil hingga sekarang awansan memang wira – wiri menggunakan bus ini, namun nampaknya bus di jalur ini semakin lama semakin sepi saja, padahal di era 1980 – 2000an, jalur ini merupakan salah satu jalur teramai di jateng dengan interval keberangkatan yang cukup mepet, namun seiring berjalannya waktu kini bus ekonomi semakin sepi, terhantam arus sepeda motor, mobil pribad,i travel dan juga bus patas yang justru semakin menggurita, efeknya jelas selain armada yang beroperasi semakin sedikit, ngetemnya juga semakin banyak dan lama.
Jumat, 11 Juni 2021
Waktu masih menunjukkan pukul 06.00 pagi dan gerimis sudah mengguyur kota semarang, sambil males malesan awansan paksakan jalan ke halte trans jateng gombel yg cuman berjarak 20 meter dari kost, awalnya awansan mau turun terminal bayangan sukun saja lanjut bus jogjanan, namun mengingat trans jateng ini tarif jauh dekat sama akhirnya sekalian bablas ke Terminal Bawen
Sampai Terminal Bawen clingak clinguk karena suasananya sepi banget, padahal dulu terminal ini sangat ramai, entah kenapa setelah direnovasi justru menjadi sepi, termasuk di halte pemberangkatan bus arah jogja yang kosong melompong, hanya ada datu bus maju makmur yang nampaknya sedang perpal karena tidak ada penumpang, ya sudah awansan jalan kaki lagi aja menuju pintu keluar terminal, karena disini kadang kadang bus arah jogja ngetem, dan benar saja 10 menit kemudian datang sebuah bus Sumber Waras arah ke jogja bertajuk “Segoro Madu”
Berchasiskan Mercy Lawas entah king/cooler dengan body jahitan Karoseri Trisakti Magelang, kondisi bus ac tarif biasa ini sebetulnya tergolong masih baik, well meskipun kelasnya atb tapi seatnya beludru berkonfigurasi 2-2 pula, nyaman poll, satu satunya yang nggak bagus dari bus ini adalah okupansi penumpangya yang sangat minim, cuman terdapat 4 penumpang saja di bus ini, miris memang
Setelah 20 menitan ngetem akhirnya bus pun angkat jangkar dari terminal bawen dengan penumpang hanya sekitar 8 orang, awalnya awansan kira bus ini bakal jalan seperti keong, namun ternyata yang terjadi justru sebaliknya, begitu masuk jalan lingkar Ambarawa bus dijalankan kencang nan mosak masik di sepanjang jalan, mungkin mengejar jam ngetem di terminal Magelang
Meskipun usianya tak lagi muda, namun mercy lawas ini masih cukup perkasa menaklukan tanjakan – tanjakan di jalur jambu hingga bedono, dengan gesit mengambil celah- celah sempit untuk menyalip truk – truk berat yang kepayahan di tanjakan, tak terhitung berapa kendaraan yang disalipnya, pokoknya ambil kanan teruss .

Lepas bedono jalan mulai semakin lebar dan datar, bisa ditebak gas semakin ditekan dalam dalam oleh sopir yang juga sudah sepuh, siulan turbo dari mesin OM 366 LA seakan menjadi orkestra mengingat bus ini tidak ada audionya, sebagai penggemar bus banter awansan cuman tersenyum lebar di hotseat depan, diiringi semilir angin yang kencang menyeruak dari jendela sopir , awansan menikmati pemandangan jalan dan hamparan sawah yang sekaan tiada habisnya di daerah pringsurat
Tak butuh waktu lama hanya sekitar 35 menit, bus sudah sampai secang, dan karena awansan mau melanjutkan perjalanan ke Temanggung, mau tidak mau akhirnya turun di bangjo Secang kemudian sambung bus medium 2 pintu, Soo sampai disini trip report kali ini, entah berapa lama lagi bus besar Jogja – Semarang ini akan mampu bertahan, setidaknya kita masih bisa sedikit menikmati perjalanan di akhir masa kejayaannya
Saya sudah lupa rasanya ngebis
LikeLike
Kapan kapan jajal meneh kang, pinuk kok
LikeLike
lha kok sama om 😀
LikeLike
hahaha sama saja
LikeLike
Test comment
LikeLike
mashoook kang
LikeLike