review po ramayana

Trip Report Magelang – Jakarta Bersama Ramayana Seri H, Pelan Pelan Menghanyutkan

Ramayana Seri H . Dok pribadi

awansan.com – Sobat bismania, tak henti- hentinya awansan sucapkan syukur kepada Allah SWT, karena kali ini awansan kembali diberi kesempatan ngaspal jarak jauh naik si tayo, ngaspal kali ini dalam rangka menghadiri undangan dari United Tractor, ATPM Scania di Indonesia . Nah karena awansan ada di Temanggung maka untuk kesana mesti ngebis dulu hahaha.

Rencana awal sih awansan bakal naik Po Handoyo dari Temanggung kemudian langsung turun Pulogebang, lanjut naik busway ke United Tractor Cakung, namun ternyata para jurnalis yang hari itu liputan, bakal berangkat bareng dari pancoran, ya sudah akhirnya awansan putuskan ke Depok dulu saja, karena di sana awansan punya teman dan saudara yang bisa digunakan untuk transit, baru lanjut ke pancoran untuk berangkat bareng para jurnalis lain ke United Tractor Cakung.

Sabtu , 30 Maret 2019
Dan perburuan tiket pun dimulai, sore itu awansan ke Teminal Secang Magelang buat lihat – lihat harga tiket dan sekaligus ngajak istri jalan jalan, biasa kalau mau ditinggal jauh mesti dia minta jalan – jalan dulu. Muter muter dulu lihat armada bus kemudian baru tanya – tanya ke agen, Ketika sampai loket Ramayana iseng tanya hotseat masih ada atau nggak buat tanggal 1 April, Alhamdulillah masih ada hotseat no 4/1D, langsung awansan dp buat amankan kursinya.

Senin, 1 April 2019
Hari yang ditungu – tunggu pun tiba, setelah jam ngajar selesai, awansan langsung bersiap berangkat, sholat ashar kemudian bablas ke terminal Secang Magelang naik bus Cebong Jaya, dasar jam mepet bus nya pun ngebut nggak karuan, walhasil jam 16.00 awansan sudah sampai di terminal Secang. Celingak – celinguk armada yang dinanti masih belum ada, baru ada gerombolan Murni Jaya yang saat itu memang betul betul memenuhi Terminal Secang, mumpung masih ada waktu, awansan manfaatkan untuk charge hp di agen Ramayana.

Murni Jaya . Dok Pribadi
Duo Handoyo . Dok Pribadi

Setelah Murni Jaya berlalu, kini giliran gerombolan Handoyo yang memenuhi Terminal Secang, sebetulnya awansan ngincer armada yang kuning itu wkwkwk, tapi gpp lah, semoga besok lain kesempatan bisa ngicipin Handoyo SE tersebut. Setelah 40 menit menunggu akhirnya armada armada yang dianti pun tiba, oh ya awansan dapat armada Ramayana Seri H (Jogja – Bogor) degan harga tiket 170k (non service makan). FYI Ramayana seri H ini merupakan bus kelas VIP dengan Fasilitas : Seat 2 – 2 Total 34 Seat, Reclining seat, AC, Audio, Video, Toilet, Selimut, dan Snack 1x .

Pandangan Luas Tanpa Topi

Pertama melihat awansan kira bakal dapet chasis Mercy King seperti Ramayana Seri D yang kemarin awansan naiki, lha lambang mercy nya gede banget, tapi begitu masuk ternyata chasisnya Hino RK8, jiah Hino Berbulu Mercy ternyata ๐Ÿ˜† .

Untuk bodynya sendiri, armada ini menggunakan model Ventura buatan Morodadi Prima, joss nih masih dapet body lawas yang nggak pakai topi topian, jadi sepanjang jalan bisa puas menikmati pemandangan, nggak sia sia beli tiket hotseat. Meskipun body lawas namun rasanya masih sangat kokoh, khas morodadi prima, di jalanan sangat senyap mimim bunnyi glodakan atau gemradak seperti lazimnya body lawas.

Sayangnya karena dapat tempat di belakang sopir, legroomnya jadi sempit nggak bisa buat selonjoran, padahal baris kedua kebelakang legroomnya lega banget .

Jalur Secang – Ambarawa

Sekitar pukul 05.00 bus pun diberangkatkan dari Terminal Secang, dan seperti biasa bus ini minim aksi aksi menegangkan sepanjang jalanan, sepanjang trek Secang – Ambarawa yang berliku bus dijalankan dengan santai saja, seakan tidak dikejar waktu. Sayang banget potensi RK8 nya tidak dikeluarkan secara maksimal, sopir lebih memilih bermain di rpm aman, yang awansan salut adalah pernya yang empuk dan tidak ada suara kriyet kriyet, padahal ini masih pakai leafspring/per daun lho ๐Ÿ˜€ .

Di Ambarawa bus sempat masuk terminal untuk memasukkan beberapa penumpang tambahan, okupansi penumpang saat itu cukup baik, terlihat sekitar 75% kursi penumpang terisi , perjalanan pun berlanjut via kota Ambarawa menuju Bawen, tidak masuk terminal tapi langsung bablas ke GT Bawen.

Ngejoss di Tol

Masuk Tol Bawen mulai dah ketemu sama bus malam lain tujuan Jakarta, lumayan lah ada teman lari di tol, pedal gas pun mulai diinjak lebih dalam, terlihat di speedometer kecepatannya stabil di kisaran 80 – 100 km/j, tidak pernah lebih, karena ngantuk awansan tinggal tidur saja, dan bangun bangun sudah sampai RM Gerbang Elok Gringsing, waktu menunjukkan pukul 19.00 , yang berarti dari Terminal Secang hingga Gringsing ditempuh hanya dalam waktu dua jam saja.

Di Gerbang Elok bus berhenti cukup lama, awansan sempatkan buat sholat dan makan, berhubung tidak ada servis makan maka beli soto sendiri di RM ini, Harganya sih standar 15.000, porsinya tidak terlalu banyak tapi cukup lah buat ganjal perut sampai besok pagi, apalagi kondisi saat itu sedang hujan sehingga paling cocok memang makan yang berkuah panas dan pedas ๐Ÿ˜€ .

Barisan Ramayana di Gerbang Elok

Pukul 19.00 bus diberangkatkan kembali, perkiraan awal bakal balik masuk tol trans jawa. tapi ternyata ternyata tidak saudara saudara, pemanah muntilan ini malah bablas ke arah batang via tanjakan plelen lama, masih dengan style wolesnya sampai sampai dibalap oleh rekan sekandang Ramayana E3 yang kemudian langsung menghilang tak kelihatan. Padahal E3 ini berangkat paling terakhir dari RM Gerbang Elok. Kapan kapan kalau ada duit kayaknya E3 ini perlu dicoba juga ๐Ÿ˜† .

Style mengemudi yang woles, ac yang dingin dingin dan perut kenyang membuat kantuk awansan tak tertahankan, sempat terbangun sebentar sudah masuk GT Palimanan, lirik speedometer masih setia dengan kec 100 km/j, pasrah saja deh ketika harus diasapi gerombolan bus muriaan seperti Haryanto, Nusantara, Bejeu dll.

Namun meskipun begitu ternyata bus ini masih mampu mengovertake beberapa unit Sinar Jaya, Dewi Sri, dan Murni Jaya .. Jiah kirain Ramayana udah paling lelet, ternyata ada yang lebih lelet lagi ๐Ÿ˜† .

Memasuki kawasan Cikarang, nampak kemacetan panjang sudah menanti, well efek proyek Tol Elevated ini memang dahsyat, pagi buta kayak gini aja macetnya panjang bener, dan Ramayana pun kemudian ikut berjibaku, dusel sana dusel sini agar bisa cepat lepas dari kemacetan.

Untungnya sopir cepat tanggap, begitu masuk daerah Bekasi, bus langsung diarahkan keluar tol, kemudian mengambil jalur bawah Via Pekayon dan Jatiasih, keputusan yang tepat karena jalannya lancar jaya ๐Ÿ˜† , nampak di depan juga ada satu sinar jaya yang juga lewat jalur ini, kemudian dua bus ini konvoi bersama hingga kembali masuk toll Jor, sebetulnya awansan ingin turun di pal depok, tapi teryata bus sudah tidak boleh lewat pal lagi, akhirnya awansan memutuskan turun di Alfamidi Juanda .

Lihat jam ternyata masih pukul 03.00 pagi, kena macet aja sampai sini masih jam segini, nggak kebayang kalau lancar mungkin jam dua sudah nyampe, meskipun kerasa pelan tapi ternyata Ramayana Seri H ini cepet juga sampai di tujuan ๐Ÿ˜€ ,

Dengan demikian maka berakhirlan touring kali ini, thanks for reading and see you next time ๐Ÿ˜€

Advertisement

Mengobati Kerinduan, Touring Bismania Dari Jakarta ke Jogja Bersama PO Ramayana

awansan.com – Setelah sekian lama tidak touring ngebis, Alhamdulillah pada libur lebaran kali ini awansan berkesempatan untuk touring jarak jauh lagi, pada rute kali ini sebetulnya awansan sudah mengincar armada Po Putera Mulya , namun ternyata malah sudah dibelikan tiket Po Ramayana oleh pakde awansan, ya sudah nikmatin aja toh tiket gratis juga hehehe.

Bagi awansan sih  yang penting touring apapun bisnya ๐Ÿ˜€ , setahu awansan Bus Ramayana juga cukup recomended kok, sekalian nistalgia karena dulu tahun 2000an juga pernah naik bus ini untuk rute Jogja -Jakarta PP

Kamis, 28 Juni 2018

Semenjak pagi awansan sudah nggak konsen di rumah, penasaran nanti dapat armada apa dan seat berapa karena tiket dibelikan pakde, pukul 14.00 kita sudah standby di agen Pal Depok, info dari agen bus akan berangkat jam 14.15, dag dig dug nungguin dan akhirnya pukul 14.30 bus yang ditunggu datang juga, molor 30 menit dari jadwal .

Dari kejauhan nampak sesosok Ramayana mendekat, Alhamdulillah dapat Armada Ramayana Seri D berbody Morodadi Prima, bagi yang belum tahu Ramayana seri D ini mempunyai trayek Bogor – Kp Rambutan – Jogja, kapasitas 40 seat + selimut, bus ini juga  dilengkapi dengan fasilitas toilet, harga tiketnya juga  cukup murah cukup 150k saja, dan surprisenya lagi ternyata awb dan istri mendapat hotseat di depan, josss tenan.

Jalanan Kota Depok

Dari Pal Depok bus pun kemudian putar arah ke Tol JORR, dengan kondisi jalan jalan sore itu cukup ramai lancar, karena tidak ada penumpang yang masuk dari terminal Kp Rambutan jadinya Ramayana ini  langsung bablas terus.

Sedikit melirik ke kokpit dan nampaklah setir tampah khas Mercy lawas entah tipe king/cooler , dan memang inilah chasis yang awansan rindukan, empuknya chasis Mercy lawas berpadu dengan body Morodadi Prima, pandangan luas ke depan tanpa terhalang topi – topian, shock empuk body anteb, well sungguh suatu perpaduan yang sempurna, Keunggulan lain dari body lawas seperti ini seatnya masih menggunakan cover beludru yang menurut awansan lebih nyaman daripada cover kekinian, bahan beludru ini rasanya adem buat didudukin selama perjalanan jauh.

Oleh sopir pinggir bus dijalankan dengan woles sepanjang jalan Tol JORR, harap maklum Ramayana menganut sistem solar jatah yang membuat sopir tidak bisa menginjak gas semaunya ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚, beda dengan Po Lain yang solar corr, bagi awansan sih tak masalah karena malah bisa menikmati perjalanan, kalau kenceng kenceng ntar sampai jogja malah kepagian ๐Ÿ˜† , Sempat juga iring iringan dengan Po Raya yang sama sama setia pakai chasis mercy lawas, sesama simbah simbah emang akur wkwkkw. 

iring iringan dengan Raya

Ketika memasuki daerah Cikarang, jalan mulai macet karena barengan dengan jam pulang kantor, Bus juga sempat berhenti di agen pom bensin Cikarang untuk menaikkan beberapa penumpang lagi, Bus kembali masuk ke Toll dan langsung disambut kemacetan, mau gimana lagi nikmatin ajaaa kemacetannya ๐Ÿ˜† . 

Macet di Tol JORR

Lepas dari kemacetan bus kembali dipacu santai sepanjang Tol Cipali, sempat bertemu dengan banyak bus bus artis yang selama ini hanya lihat di Youtube seperti Setia Negara Alfarruq, Lorena Double Decker, Harapan Jaya Double Decker dll. 

Pukul 20.00 akhirnya bus tiba di RM Kedung Roso Brebes untuk istirahat pertama dan service makan,  disana juga sudah parkir Ramayana Seri E (Executive) yang juga bertujuan Jogja.

Armada Ramayana di RM Kedungroso

Karena ini kelas patas maka makan bayar sendiri, meskipun agak mahal tapi gpp daripada kelaparan selama perjalanan, awansan cuman ambil nasi dan sayur habis 23.000 , tak lupa sekalian jamak sholat Maghrib dan Isyak di Masjid rumah makan.

Bus kembali diberangkatan pada pukul 20.30 oleh sopir utama, dari penampilannya sih ini sopir senior ๐Ÿ˜ terlihat dari penampilannya yang rapi dengan  baju dimasukkan celana dan topi merah, baru beberapa menit jalan eh kernet dan sopir pinggir mundur ke kandang macan, ya udah awansan maju aja ke kursi CD untuk menikmati jalan sekaligus nemenin pak sopir.

Di tangan sopir kedua ini baru mulai keluar tabiat aslinya bus Ramayana, dimana bus dijalankan cukup kencang namun tetap nyaman, pembawaan sopirnya aluss khas sopir senior. Bus dijalankan dengan kecepatan konstan dan jarang menginjak rem, Selalu menjaga jarak dengan kendaraan di depan, tidak terlalu mosak masik tapi pintar mencari celah kosong..

Take Off dari RM Kedungroso

Dari obrolan sopir baru ketahuan jika bus ini menggunakan chasis Mercy OH 1518 King langsiran 1997, meskipun chasis tua, tetapi dengan cerdiknya sopir ini berhasil menempel bus bus kencang nan mosak masik seperti Po Haryanto dan Sudiro Tungga Jaya yang menggunakan chasis bus Jauh lebih muda dan bertenaga, bahkan bus tua ini berhasil beberapa kali mencentang bus bus tersebut.

Urusan top speed dan akselerasi memang tidak imbang, tetapi disinilah pengalaman yang berbicara, dimana sopir sudah menyatu dengan bus sehingga sudah tahu celah yang bisa dimanfaatkan, dan juga batas kemampuan bus yang dibawa.

Sopir juga bercerita banyak ttg pengalaman beliau yang juga pernah menjadi driver Ramayana line Sumatra, tentang teknik menyetir bus agar penumpang nyaman dan juga ttg karakteristik chasis bus Mercy dan Hino, bahkan memberikan rekomendasi armada – armada bus yang banter.

Pertarungan masih terus berlanjut hingga akhirnya bus berhenti untuk istirahat kedua di gringsing, disini awansan sempatkan keluar sebentar untuk sedikit meregangkan badan dan memotret bus yang saat itu sedang istirahat bersama, setelah istirahat kedua  sopir utama kembali undur diri, kemudi pun kembali ke sopir pinggir.

Istirahat di Gringsing

Pukul 23.30 bus kembali diberangkatkan, berpisah dengan teman temannya seri lain yang bablas via Semarang, armada ini melewati jalur Weleri – Sukorejo yang terkenal dengan medan ekstrimnya karena jalur ini penuh dengan tanjakan panjang dan tikungan tajam, awansan sangat menikmati jalur ini, mendengarkan raungan mesin dan juga melihat kepiawaian sopir dalam melahap semua tikungan curam yang ada. Meskipun di beberapa tanjakan harus memakai gigi 1 dan 2, pelan tapi pasti Ramayana tua ini berhasil menaklukan semua medan di rute tersebut.

Pukul 01.00 bus sempat berhenti di Bejen untuk menurunkan penumpang, dan bus kembali dihadapkan dengan medan Tanjakan panjang di Rujak Asem kemudian menyusul juga tikungan tikungan maut hingga daerah Muntung. Selanjutnya jalan cenderung lurus lurus saja hingga ke Jogja.

Dan akhirnya pada pukul 03. 30 bus memasuki terminal Giwangan Yogyakarta, awansan kemudian segera ke masjid untuk istirahat sambil nunggu jemputan, mantaaap lah meskipun armada tua tapi bisa sampe Jogja pagi begini, padahal jalannya kehitung woless lhoo, kalau kenceng bukan tidak mungkin masuk Jogja jam 2- 3 pagi . dengan begitu maka berakhirlah touring kali ini ๐Ÿ˜, thanks for reading and see you next time ๐Ÿ˜ .