yuchai

Mengenang Mobindo , Konsorsium Bus Nasional Yang Gagal Di Tengah jalan

Bus Mobindo untuk angkutan karyawan new armada, Dok Arifiantoprima

awansan.com – Sobat bismania, ketika kemarin lewat Kota Magelang, tiba tiba mata awansan menangkap penampakan bus Karyawan New Armada yang cukup langka, dimensinya sedikit lebih panjang dari medium bus biasa namun bodinya lebih lebar, konfigurasi mesinnya pun rear engine, mulanya awansa mengira ini adalah Dongfeng EQ6841 , namun setelah awansan perhatikan lagi ternyata ada logo brand M di kaca belakang , cukup lama termenung hingga akhirnya awansan ingat itu adalah “Mobindo” brand kendaraan nasional yang dulu memang pernah digulirkan oleh New Armada dasn Askrindo.

Sedikit menoleh kebelakang, Pasca ambruknya Perkasa di tahun 2004, praktis tidak ada lagi pabrikan kendaraan nasional yang bermain di sektor niaga, padahal potensi pasar kendaraan niaga ini sangat besar. Kendaraan niaga nasional baru kembali mendapat agin segar ketika tahun 2009 muncul Mobindo (Mobil Indonesia), brand kendaraan niaga yang dibuat oleh konsorsium 4 perusahaan karoseri di Indonesia, Keempat perusahaan tersebut adalah PT Mekar Armada Jaya (New Armada), Karoseri Adi Putro, Dong Feng (China), dan perusahaan pemasok karoseri bagi Honda, Ming.

Rencananya Mobindo akan berfokus pada segmen bus chasis , utamanya segmen medium bus 9 meter berkapasitas 33 seat , Mobindo lebih memilih memproduksi bis ukuran 9 meter karena memang chasis ini belum diproduksi di dalam negeri. Di pasaran saat itu kebanyakan ukuran bis yang beredar adalah 7 meter (medium bus) dan 12 meter (Big bus) , namun Mobindo tidak menutup kemungkinan akan memproduksi bus ukuran 12 M jika memang ada permintaan

Spesifikasi Bus Mobindo

Untuk fasilitas produksinya sendiri berada di kawasan Karoseri New Armada yang berlokasi di daerah Magelang Jawa Tengah, pada tahap awal ditargetkan Mobindo mamou memproduksi antara 500 hingga 1000 unit bus dengan target sasaran pemasaran, mengarah ke angkutan umum di perkotaan maupun pedesaan.

Namun betulkah chasis ini buatan Indonesia ?, sebetulnya tidak juga, berbeda dengan Perkasa yang komponennya hampir 90% lebih lokal, banyak komponen Utama Mobindo masih didatangkan dari China.

Beberapa komponen penting yang diimpor adalah Chasis, Elektrikal (Wabco), Mesin (Weichai/yuchai), Transmisi (fast gear/fuller/qin jiang) dan Gardan (Hande) , bisa dibilang Mobindo hanya assembler saja, hal ini jugalah yang kemudian menghambat proyek Mobindo , Karena tarif bea masuk untuk komponen – komponen tersebut sangat tinggi yaitu 40% , bea masuk yang tinggi tersebut kemudian berimbas pada tingginya harga Chasis Mobindo sehingga kurang kompetitif di pasar chasis bus Indonesia.

Hingga akhir proyek, sebanyak 8 unit prototipe bus Mobindo telah diproduksi dan 7 unit diantaranya sudah digunakan oleh Po Armada dari Semarang, sedangkan 1 unit sisanya dijadikan bus karyawan Karoseri New Armada

Advertisement

Profil dan Sejarah PO Safari Dharma Raya (OBL), Gajah Temanggung Yang Masih Eksis Hingga Sekarang

Dear Pembaca semua, berhubung sekarang awansan berdomisili di Temanggung, awansan jadi tertarik untuk bahas bis bis lokalan sini, kebetulan nih kemarin awb sempat berkunjung ke garasi Po Safari Dharma Raya yang terletak di pinggiran Kota Temanggung, yang sangat terkenal dengan livery gajah nya yang khas, sehingga sering disebut juga dengan Gajah Temanggung/Gajah Kebayoran, tergantung poolnya.

Po Safari Dharma Raya merupakan salah satu perusahaan otobus tua yang masih eksis hingga saat ini bahkan semakin menggurita, karena juga memasuki dunia penerbangan, sebagai penyedia bus angkutan di beberapa bandara besar Indonesia. PO Safari Dharma Raya juga sering di sebut juga PO OBL. OBL sendiri merupakan inisial dari pemilik PO Safari Dharma Raya yakni Oei Bie Lay ( Darmoyuwono).

Sejarah bus OBL bermula menjelang tahun 1950 ketika Oei Bie Lay mulai merintis bisnis transportasinya di Temanggung. Armada awalnya adalah Sebuah sedan Ford dipotong bodinya dan dirubah sebagai angkutan hasil bumi untuk melayani kebutuhan distribusi berbagai komoditas pertanian yang mulai menggeliat kembali pasca Clash Belanda ke 2.

Pada awal tahun 1951 beberapa truk produk Amerika ex perang yang masih bisa dioperasikan dibelinya dan dirubah sebagai angkutan penumpang dan barang yang menjangkau wilayah Temanggung hingga ke pelosok utara di Candiroto yang merupakan sentra penghasil kopi, cengkeh dan beberapa hasil bumi yang menjadi komoditas utama pertanian di Kabupaten Temanggung.

Bisnis ini benar-benar berkembang cepat hingga pada tahun 1956 Oei Bie Lay membeli beberapa unit bus Chevrolet Loadmaster ex NV Adam Salatiga dan mulai dioperasikan di jalur Magelang Temanggung Parakan Ngadirejo hingga ke Candiroto.

Kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan angkutan umum saat itu sangatlah tinggi hingga kemudian OBL mengembangkan trayeknya di jalur pegunungan Sindoro Sumbing dengan membuka trayek Wonosobo Parakan Temanggung Magelang.

Pada tahun 1967 OBL bahkan membeli beberapa armada baru Chevrolet Viking untuk memperkuat bisnis transportasinya. Saat itu OBL telah memiliki banyak armada bus bermesin Toyota, Dodge dan Fiat OM yang masih berbodi kayu dan membuat sendiri bodinya dengan mendatangkan beberapa tukang yang ahli membuat bodi bus.

Medan berat yang setiap hari dilalui ternyata menjadikan “maintenance” nya berbiaya cukup tinggi. Hal ini menjadikan renungan bagi OBL untuk untuk mencoba melebarkan bisnisnya di angkutan bus malam, hingga pada tahun 1971 beberapa unit bus bermesin Fargo mulai tampil di layanan bus malam di jalur Temanggung – Magelang – Jogja – Solo – Madiun Surabaya- Malang. Layanan bis malam ini dibagi menjadi dua, ada yang lewat Yogyakarta ada pula yang lewat Semarang.

Bus malam OBL tampil dengan layanan “mewah” saat itu dengan menyediakan snack, soft drink, dan makan malam gratis dengan pelayanan pramugari sepanjang perjalanan menjadikan OBL menjadi armada favorit di jalur tersebut. Bus malam ini konon memiliki beban biaya “maintenance” yang lebih ringan dibanding bumelan, sehingga keuntungan yang didapatpun menjadi lebih tinggi.

Pada tahun 1973 OBL melebarkan sayapnya dengan membuka line bus malam Jogja- Magelang – Temanggung – Semarang – Jakarta dengan membeli beberapa unit baru Mercedes Benz LP 911 dan Dodge K700 yang berbodi ala MB LP 911 namun berlampu bulat yang mendapat julukan “Mercy Dodge”.

Persaingan bisnis angkutan bus malam saat itu sangatlah ketat, banyak PO baru bermunculan. Hal ini menjadikan OBL harus selalu tampil “up to date” dan meremajakan armadanya dengan membeli beberapa unit bus Mercedes Benz OF 1113 berbodi Malindo untuk memperkuat armada bus malamnya, dan mulai tampil dengan nama “Safari Dharma Jaya / Raya”

Pada saat itu layanan “bumelan” ditutup dan OBL pun fokus di pelayanan bus malam, hingga membeli beberapa unit MB OF ex PATA Built Up Singapura yang sudah berpendingin udara berwarna putih bergaris merah, dan Ford Metsec R192 Built Up Inggris berwarna hijau. Saat itu OBL juga telah memiliki armada layanan paket dengan mengoperasikan truk Mercedes, beberapa Isuzu dan bus paket yang merupakan ex armada bus malamnya.

Pada awal tahun 1984 beberapa unit baru Mitsubishi BM 115 buatan Karoseri Malindo didatangkan bersama beberapa Mercedes Benz OF 1113 berbodi Delima Jaya untuk menghidupkan kembali armada bumelan di jalur Magelang Ngadirejo. Uniknya pada saat ramai penumpang bus bumel ini diperbantukan sebagai armada bantuan bus malamnya. Namun “bumelan” ini tidak bertahan lama dan OBL pun kembali fokus di layanan bus malam.

Seiring dengan tingginya animo masyarakat, maka awal tahun 1989 PO OBL  menambah 2 jurusan baru yakni Denpasar – Jakarta PP dan Denpasar – Jogja – Temanggung PP.  Menyusul pada tahun 1997 dengan Jurusan  Mataram – Jakarta PP dan Mataram – Jogja – Temanggung PP .  

Tahun 2001 rute jarak jauh kembali ditambah  melayani jurusan Jakarta – Semarang – Solo. Di tahun 2003 PO Safari Dharma Raya sudah mulai memasuki Rute Bima – Jakarta PP.  dan juga Bima – Jogja – Jakarta.

Selain menggeluti angkutan antar kota, PO OBL juga menggeluti angkutan bandara dan paket, dimulai  tahun 1999 ketika mendapatkan kontrak 3 tahun untuk keperluan unit Bus angkutan Bandara Juanda Surabaya Jawa Timur .

Setelah akhir kontak dengan Bandara Juanda Surabaya PO Safari Dharma raya di Tahun 2002, PO OBL kembali di percaya untuk proses tender pengadaan dan pelayaanan bus angkutan Bandara dari PT Gapura Angkasa, sampai dengan 5 tahun untuk pelayanan di Bandara Ngurah Bali.

Sebagai PO yang sudah besar, PO OBL menggunakan berbagai macam chasis untuk busnya, meski sebagian besar menggunakan Mercedes Benz, OBL juga memakai chasis chasis lain seperti Scania, Hino, MAN, bahkan chasis gado gado yang menggunakan mesin Weichai dan Yuchai 😀 , PO OBL juga menjadi sarang bus bus langka seperti Mercedes- Benz OH 1518 Neoplan, OH 1518 XBC Matic, dan MAN 18.310 HOCL.. PO OBL  termasuk pengguna awal chasis Scania di Indonesia 😀 dengan scania K114/k124..

Untuk urusan body OBL mempercayakan sebagian besar bus busnya pada karoseri Adiputro dan Morodadi Prima, bus bus lama eks Safari Dharma Raya kemudian diturun kelaskan menjadi kelas ekonomi dibawah manajemen PO Safari Dharma Jaya .

Pasca meninggalnya pendiri OBL Bapak Darmoyuwono,  pada Tahun 1989 PO OBL diturunkan kepada kedua Putra yakni Hendro Dharmo Yuwono yang memiliki Kantor di Jakarta dan Santoso di bawah pengawasan lbu Soetari Darmoyuwono yang berkantor di Temanggung.

source : Fb Binawan Muhammad , OBL Mania, Bp Hendro Darmoyuwono (owner OBL)

Serbuan Truk China di Pasar Indonesia

salah satu Truck China merk Shachman

awansan.com – Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang pesat Indonesia dikenal sebagai salah satu pasar utama bagi pabrikan kendaraan niaga dunia, apalagi ketika beberapa tahun terakhir pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur secara besar besaran, kebutuhan akan kendaraan niaga di Indonesia sangat tinggi, bahkan ketika pertumbuhan ekonomi melambat pun, penjualan kendaraan di segmen niaga masih tergolong cukup tinggi.

(more…)

Mengenal Golden Dragon , Bus China Yang Berhasil Bertahan di Pasar Indonesia

Chasis Golden Dragon milik Po Mulyo Indah

awansan.com – Jika kita berbicara tentang market chasis big bus di indonesia sebenarnya sudah bisa tertebak siapa penguasanya, yup siapa lagi kalau bukan jagoan jepang Hino, dan bangsawan eropa Mercedez – Benz, mengingat dua brand tersebut memang sudah puluhan tahun malang melintang di dunia per bisan Indonesia dan menguasai sebagian besar pangsa pasar big bus, hanya tersisa sedikit yang kemudian menjadi rebutan bagi brand big bus lainnya.

Namun ketatnya persaingan ternyata tidak menyurutkan langkah Golden Dragon untuk melakukan penetrasi di segmen ini, brand asal China ini dengan berani mendobrak hagemoni brand jepang dan Eropa yang sudah mapan di segmen big bus indonesia,

Golden Dragon sendiri merupakan salah satu pabrikan chasis bus China yang sudah berdiri sejak tahun 1992, untuk mengmbangkan produknya pabrikan ini juga bekerjasama dengan berbagai perusahaan besar lain di bidang manufaktur dan part kendaraan komersial, beberapa perusahaan tersebut adalah MAN, ZF, BOSCH, WABCO, Voith, Hino, dan Hyundai.

Sebagai produk buatan China, Golden Dragon harus menepis stereotipe yang selama ini beredar, bahwa barang – barang buatan China biasanya jelek dan cepat rusak, mengingat sebelumya juga pernah masuk produk otomotif China yang akhirnya harus angkat kaki karena jeleknya kualitas dan durabilitas produk.

Di Indonesia Chasis Golden Dragon masuk lewat impotir PT. Indo Dongfeng Motor ,yang merintis penjualan di Indonesia sejak tahun 2004. Perusahaan ini mengawali bisnisnya, dengan memasok mesin-mesin diesel. Karena permintaan terus berkembang, akhirnya sayap usaha mereka berkembang ke mesin bus. Chasis bus golden dragon secara resmi masuk indoensia tahun 2010 Mengambil kesempatan di evet “2010 China Technical Equipment”

Hasilnya pun cukup manis karena dalam kurun waktu tiga tahun saja sudah 300 unit chasis Golden Dragon yaang terjual di Indonesia,
suatu pencapaian yang gemilang di tengah sempitnya market big bus indonesia , beberapa pembeli chasis Golden Dragon adalah : DAMRI, Sari Mustika, Gunung Harta, Mulyo Indah, Bejeu, Sumber Alam, SAN, Laju Prima dll. Jika dilihat rata rata pembelian pun borongan hingga puluhan unit, jarang yang beli hanya 1 atau 2 unit saja.

Menariknya adalah Chasis Golden Dragon menyediakan pilihan mesin yang beragam, yup bisa di maklumi mengingat Golden Dragon merupakan produsen Chasis, dan bukan produsen mesin, mesin yang umum digunakan adalah mesin diesel dari pabrikan China seperti : Yuchai, Weichai, Dongfeng dan Cummins.

Untuk market indonesia, Chasis Golden Dragon di Indoensia tersedia dalam tiga type yaitu chassis XML6L127D53 ( 330 HP Euro-3 ), chassis XML6127D52 ( 300HP Euro-2 ),dan Chasis Golden Dragon ber-tipe XML6145D13 ( Triple Axle , 375 hp) , untuk lebih jelasnya bakal kita bahas satu persatu 😀 .

Brosur Golden Dragon XML6127D52 . Dok Dwi Saraswanta

Golden Dragon XML6127D53
Model Chasis yang pertama ditawarkan adalah Golden Dragon XML6127D53 , chasis ini Ditenagai mesin Yuchai YC6L 330-30, enam silinder segaris berkapasitas 8.424 cc dengan torsi maksimum 1280Nm/1400 RPM, tenaga dari mesin kemudian diterukan ke roda via transmisi manual 6 speed. meskipun bertenaga besar namun bahan bakar diklaim lebih irit rata-rata ada di kisaran 1 liter untuk 3 – 5 Km, tergantung karakter pengemudi

Model ini juga sudah dilengkapi dengan berbagai fitur safety yang mumpuni . Sebut saja ABS, retarder yang biasanya hanya terdapat pada merk Chasis premium dari Eropa. Sedangkan untuk suspensinya sudah menggunakan air suspension.

Semua Chasisnya golden dragon menggunakan chasis model space frame, sehingga memungkin kan karoseri untuk membuat bagasi yang superluas, dengan harga chasis sekitar 700 juta, nampaknya golden dragon mampu menawarkan value for money yang lebih daripada pesaingnya di level harga yang sama .

Golden Dragon model XML6145D13

Golden Dragon XML6145D13
Golden Dragon model XML6145D13 merupakan dobrakan PT Indo dongfeng di pasar bus 3 axle, yup selama ini masih dikuasai Mercedez Benz 2542, Golden Dragon model XML6145D13 mengusung mesin Weichai WP10.375 enam silinder berkapasitas 9.210 cc dengan tenaga maksimum 375HP dan torsi maksimal 1460Nm.

Uniknya model ini memeiliki pengaturan mesin yang memungkinkan bus untuk mendapat pilihan outpout tenaga yaitu 375 HP, 336 HP atau 290 HP, Tentunya hal ini akan sangat membantu daam hal efisiensi bahan bakar, Weichai pun sudah mengusung teknologi gas buang Euro-III ini juga dilengkapi turbocharger dan intercooler.

Tenaga dari masin kemudian disalurkan dmelalui transmisi manual Qi Jiang QJS6-160 enam percepatan dan gardan buatan Fang Sheng , Setiap roda dilengkapi dengan rem cakram yang mengandalkan Double loop pneumatic brake system dan Antilock Braking System (ABS) WABCO tak lupa disisipkan juga Voith untuk retarder.

Chasis juga ditopang suspensi udara yang bisa diatur ketinggiannya secara otomatis, Otomatisasi sistem pada chassis ini tak hanya menyangkut pengaturan mesin dan sistem pengereman semata. Pemilik bus kelak tak akan direpotkan dengan penambahan atau penggantian pelumas di luar mesin secara berkala. Tak perlu menambahkan oli pelumas di kaki-kaki, misalnya. Ada alat yang secara otomatis mengisi pelumas yang tertanam pada chassis.

Di segmen fleet juga golden dragon semakin menggurita dengan pembeli utama DAMRI, nampak sudah banyak golden dragon yang sudah beroperasi di bawah perusahaan tersebut, baik digunakan sebagai bus kota, transjakarta, hingga bus feeder bandara.

Bus Damri Golden Dragon

Dari review para bismania yang sudah menggunakan,  sebagian besar memberi respon positif, bus ini cukup kencang dan nyaman ketika digunakan untuk menempuh perjalanan jauh, nampaknya golden dragon memang bisa memberikan kenyamanan dan performa yang cukup mumpuni.

Last kita lihat saja bagaimana kiprah Golden dragon beberapa tahun ke depan ke depan, apakah ia masih terus bisa bertahan dan menepis stigma negatif China, atau kemudian ia terhempas dari pangsa pasar indonesia. Yup sekian artikel perbisan kali ini, seoga menambah pengetahuan kita semua, stay tune artikel selanjutnya ya 😀 .

sumber :
bismania.com
haltebus.com
sisko07.wordpress.com
transport-spec.blogspot.com