Mengenal Hyundai Aerospace LD, Chasis Bus Korea Yang Sempat Populer di Indonesia

Hyundai Aerospace LD gen Pertama, masih CBU

awansan.com – Hyundai bisa dibilang merupakan merk chasis bus Korea pertama yang masuk ke Indonesia, Hyundai Truck dan Bus sendiri mulai beredar di Indonesia tahun 2006 hingga tahun 2012 dengan menggandeng Korindo group sebagai ATPM, bukan cuman sekedar impor chasis seperti bus asal China, pabrikan kendaraan komersial asal Korea ini cukup berani dengan mendirikan perakitan produknya di Indonesia menggunakan fasilitas milik Korindo Group yang berlokasi di Balaraja Tanggerang, fasilitas ini tidak hanya merakit chasis saja namun juga sekaligus karoseri body nya.

Salah satu produk dari Hyundai yang cukup banyak beredar di Indonesia adalah Hyundai Aerospace LD (Diesel) , big bus ini sangat mudah dikenali karena model Karoseri Korindo tidak ada yang menyamai di Indonesia, model karoseri buatan Korindo sama persis dengan Hyundai Aerospace LD yang beredar di Korea maupun negara lainnya seperti Philipina, Kamboja dll, Meskipun ada juga beberapa chasis yang kemudian di buat body nya oleh berbagai karoseri lokal.

Hyundai tentunya sadar, untuk bertarung di kelas big bus perlu adanya spek yang mumpuni untuk melawan dominasi Hino dan Mercy yang sudah puluhan tahun mapan di segmen ini, saat itu saingan utamanya adalah Hino RK8, Mercedes-Benz OH 1525, dan Mercedes Benz OH 1521 E2 (Mercy Hercules).

Dashboard Hyundai Aerospace LD

Oleh karena itu Hyundai Aerospace LD dibekali dengan mesin diesel yang cukup bertenaga, menggunakan mesin berkode D6AB yang merupakan turunan dari Mesin Mitsubishi 6D24, dengan konfigurasi 6 silinder inline, dan disokong Turbocharger + Intercooler, mesin ini mampu mengeluarkan tenaga maksimal hingga 290 ps @ 2000 rpm dan torsi maksimal 1100 nm @ 1200 rpm, tenaga dan torsi Hyundai Aeroclass jauh lebih besar jika dibanding Hino RK8 dan Mercy OH 1525.

Tenaga dari mesin kemudian disalurkan ke gardan via transmisi manual 5 percepatan berkode M105S, sangat di sayangkan, mengingat rivalnya pada kelas yang sama semua sudah mengaplikasikan 6 speed, karena transmisi ini kemudian tenaga besar Hyundai kurang tersalur sempurna, speed nya mentok di sekitaran 100 km/h, kebetulan awansan pernah merasakan chasis ini dahulu ketika on board Po Eka dari arah Surabaya, meskipun tenaganya besar tp kurang kencang jika dibanding Hino RK8 yang notabene tenaganya lebih kecil.

Chasis Bus Hyundai Aerospace

Bicara soal type chasis, Hyundai Aeroclass juga sudah selangkah dibanding kompetitornya karena sudah menggunakan chasis type monoque, chasis model ini diklaim lebih stabil dan mempunyai ruang bagasi jauh lebih luas dibanding dengan kompetitornya yang masih menggunakan tipe ladder frame.

Kelemahan chasis model ini adalah ketika suatu saat harus ganti body bakalan lebih ribet, mengingat chasis dan body sudah menjadi satu, berbeda dengan chasis ladder frame dimana body lama tinggal diangkat diganti dengan body baru

Selama masa edarnya di Indonesia bus Hyundai cukup banyak digunakan oleh berbagai perusahaan otobus di Indonesia, baik itu dijadikan bus kota, bus pariwisata maupun bus akap.

Untuk bus kota pengguna terbanyaknya adalah Transjakarta yang memiliki sekitar 70 unit (bahan bakar bbg) , Sedangkan untuk rute AKAP/AKDP beberapa po yang pernah menggunakan chasis ini adalah Damri (Bandung – Indramayu) , Eka (Surabaya – Jogja) , Rahayu Santosa (Pariwisata), Karunia Bakti (Pariwisata) dan Coyo (Semarang – Cirebon, Malang – Cirebon ), untuk versi non transjakarta semuanya menggunakan bahan bakar solar.

Hyundai Aerospace milik PO Coyo
Burtitan Hyundai Aerospace Po Coyo

Namun sangat di sayangkan kan, akhirnya penjualan bus Hyundai harus berakhir di tahun 2012, karena adanya perselisihan antara Korindo dan prinsipal Hyundai di Korea, dimana Hyundai memutus kerjasama sepihak karena Korindo dianggap tidak memenuhi target penjualan, sedangkan Korindo sendiri mengeluhkan kualitas bus dan truk Hyundai yang kurang sesuai dengan kondisi Indonesia, sehingga sering ditemui masalah gardan dan transmisi yang rusak.

Akibatnya bisa ditebak, selain penjualan terhenti, bus Hyundai yang terlanjur beredar pun mulai kesulitan mendapatkan spare part, bahkan beberapa po sampai ada yg menerapkan sistem Kanibalisasi untuk spare partnya, hingga kini tinggal beberapa gelintir saja bus Hyundai yang masih beroperasi, sedangkan sisanya sudah pada mangkrak, sangat disayangkan mengingat umur bus Hyundai rata rata masih muda.

Pada tahun 2017, Hyundai kembali masuk ke Indonesia dengan ATPM baru yaitu Hyundai Oto Korea Indonesia, yang juga berencana memasukkan bus Hyundai, namun sayang sudah 2 tahun berlalu, belum ada produk yang muncul dari atpm barunya.

Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.