
awansan – Sobat truckmania, pada dekade 70 – 90an bisa dibilang armada truk TNI dibanjiri oleh truk – truk produksi blok barat, mulai Reo M35, Unimog, Leyland hingga Bedford, dan mungkin banyak yang tidak tahu bahwa sebetulnya pada dekade tersebut TNI juga memiliki armada Hino FT 122 KA yang kemudian lebih populer dengan sebutan Hino Chugata.
Hino Chugata sendiri mulai diperkenalkan pada tahun 1973, untuk menggantikan berbagai jenis truk Toyota dan Nissan yang sudah digunakan sejak tahun Japan Self Defence Force (JSDF) sejak tahun 50an, Sesuai namanya, truk ini dikembangkan oleh Toyota dan Hino dimana Hino adalah anak perusahaan Toyota. Namun karena doktrin militer Jepang yang melarang ekspor alat utama sistem persenjataan, maka untuk untuk mengakalinya Hino merilis Chugata sebagai produk non militer dengan kode FT 112 KA. Hal ini dimungkinkan karena truk bersifat dual use alias bisa berguna untuk sipil dan militer. Walaupun dalam praktiknya truk ini tidak tersedia untuk publik secara umum.
Sebagai truk khusus militer, Chugata di desain agar bisa melewati berbagai medan berat. Hino Chugata menggunakan mesin Diesel Toyota 1W 4 silinder 4.000 cc yang mampu menghasilkan 115 hp yang disalurkan melalui transmisi 5 percepatan menuju keempat roda. Chugata memiliki top speed hingga 87 km/jam dengan jarak operasional hingga 800 km.
Untuk mempermudah produksi dan menekan harga maka Chugata banyak menggunakan berbagai komponen truk sipil Hino Ranger. Seluruh bagian body dibuat dari bahan metal termasuk baknya. Kabin depan mampu mengangkut 1 orang pengemudi dan 2 orang penumpang. Sementara bak belakang bisa menampung 16 orang dalam konfigurasi pengangkut pasukan. Yang menarik adalah saat pembuatan truk ini, Hino memproyeksikan ekspor ke beberapa negara Asia.

Tidak ada tanggal jelas kapan Chugata mulai digunakan oleh TNI. Namun Hino Jepang menunjuk PT Sai Diak Utama sebagai distributor FT 112 KA dan bukan oleh Grup Salim yang kala itu mengageni truk dan bus Hino sipil di Indonesia. Hino Jepang bekerjasama dengan rekan lokal PT Sai Diak Utama yang juga menggandeng Badan Pembekalan (Babek) TNI.
FT 112 KA sendiri telah mengabdi bersama TNI termasuk di palagan Timor Timur yang kondisi medan serta alamnya tangguh. Tercatat truk ini tidak bermasalah dan dapat diandalkan. Hngga 1991 sudah ada 300 unit FT 112 KA yang digunakan oleh TNI tepatnya Angkatan Darat.
Pada awal 90an PT Sai Diak Utama kembali menggalakan promosi FT 112 KA. Selain menyebut keunggulan truk ini di Timor Timur. Truk ini diklaim mudah dirawat dan suku cadangnya mudah di dapat. Juga FT 112 KA disebut unggul dalam harga, menurut perhitungan PT Sai Diak Utama. Dibandingkan pembelian truk militer sejenis merek lain yang hanya bisa mendapatkan 70 unit, uang yang sama bisa membeli 100 FT 112 KA. Yang ditargetkan untuk menjadi pengguna FT 112 KA saat itu adalah Mabes TNI serta TNI AL. Sekedar catatan kala itu pangkalan TNI AL sudah menggunakan bus buatan Hino, walaupun AU juga ditargetkan, namun hingga 1991 belum ada produk Hino yang digunakan AU.
Selain truk FT 112 KA yang dibuat dengan spek militer, PT Sai Diak Utama juga menawarkan truk Hino FF 173 MA untuk logistik dan angkut personel di luar medan operasi dimana ketangguhan atau kemampuan offroad tidak terlalu diperlukan. Truk ini berbasis model sipil sehingga lebih murah dalam jumlah dan perawatan. Hingga kini truk FT 112 KA masih digunakan oleh AD dan penulis secara pribadi masih melihat truk ini dipakai medio 2019 di Jakarta. Penelusuran internet belum membuahkan foto FT 112 KA di luar dinas AD sehingga belum bisa dikonfirmasi apakah ada satuan diluar AD yang menggunakan truk ini. Tercatat beberapa unit sudah di dem (dipensiunkan) dan dijual kepada publik.
Referensi: Ifan Ramadhana , Majalah Teknologi Strategi Militer (TSM), Nomor 43, Tahun IV/Januari 1991
