awansan.com – Bro sis sekalian, Produk otomotif blok timur saat ini memang kurang populer di Indonesia jika dibandingkan produk otomotif blok barat seperti Jepang, Jerman dan Amerika, maklum pasca tahun 1965 hubungan Indonesia dan negara blok timur berada pada titik paling nadir, padahal pada periode 1960an Indonesia sangat akrab dengan berbagai merk blok timur di segala segmen, termasuk di segmen kendaraan komersial dengan masuknya Bus Robur, Bus Ikarus, Truk Zil, Truk Praga, Truk GAZ dll, bahkan Indonesia pernah berniat membangun pabrik truk dengan Asistensi dari pabrikan TAM Yugoslavia.
Dear Pembaca semua, berhubung sekarang awansan berdomisili di Temanggung, awansan jadi tertarik untuk bahas bis bis lokalan sini, kebetulan nih kemarin awb sempat berkunjung ke garasi Po Safari Dharma Raya yang terletak di pinggiran Kota Temanggung, yang sangat terkenal dengan livery gajah nya yang khas, sehingga sering disebut juga dengan Gajah Temanggung/Gajah Kebayoran, tergantung poolnya.
Po Safari Dharma Raya merupakan salah satu perusahaan otobus tua yang masih eksis hingga saat ini bahkan semakin menggurita, karena juga memasuki dunia penerbangan, sebagai penyedia bus angkutan di beberapa bandara besar Indonesia. PO Safari Dharma Raya juga sering di sebut juga PO OBL. OBL sendiri merupakan inisial dari pemilik PO Safari Dharma Raya yakni Oei Bie Lay ( Darmoyuwono).
Sejarah bus OBL bermula menjelang tahun 1950 ketika Oei Bie Lay mulai merintis bisnis transportasinya di Temanggung. Armada awalnya adalah Sebuah sedan Ford dipotong bodinya dan dirubah sebagai angkutan hasil bumi untuk melayani kebutuhan distribusi berbagai komoditas pertanian yang mulai menggeliat kembali pasca Clash Belanda ke 2.
Pada awal tahun 1951 beberapa truk produk Amerika ex perang yang masih bisa dioperasikan dibelinya dan dirubah sebagai angkutan penumpang dan barang yang menjangkau wilayah Temanggung hingga ke pelosok utara di Candiroto yang merupakan sentra penghasil kopi, cengkeh dan beberapa hasil bumi yang menjadi komoditas utama pertanian di Kabupaten Temanggung.
Bisnis ini benar-benar berkembang cepat hingga pada tahun 1956 Oei Bie Lay membeli beberapa unit bus Chevrolet Loadmaster ex NV Adam Salatiga dan mulai dioperasikan di jalur Magelang Temanggung Parakan Ngadirejo hingga ke Candiroto.
Kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan angkutan umum saat itu sangatlah tinggi hingga kemudian OBL mengembangkan trayeknya di jalur pegunungan Sindoro Sumbing dengan membuka trayek Wonosobo Parakan Temanggung Magelang.
Pada tahun 1967 OBL bahkan membeli beberapa armada baru Chevrolet Viking untuk memperkuat bisnis transportasinya. Saat itu OBL telah memiliki banyak armada bus bermesin Toyota, Dodge dan Fiat OM yang masih berbodi kayu dan membuat sendiri bodinya dengan mendatangkan beberapa tukang yang ahli membuat bodi bus.
Fargo diesel OBL
Fiat Om
Dodge bensin
Ford Metsec
Medan berat yang setiap hari dilalui ternyata menjadikan “maintenance” nya berbiaya cukup tinggi. Hal ini menjadikan renungan bagi OBL untuk untuk mencoba melebarkan bisnisnya di angkutan bus malam, hingga pada tahun 1971 beberapa unit bus bermesin Fargo mulai tampil di layanan bus malam di jalur Temanggung – Magelang – Jogja – Solo – Madiun Surabaya- Malang. Layanan bis malam ini dibagi menjadi dua, ada yang lewat Yogyakarta ada pula yang lewat Semarang.
Bus malam OBL tampil dengan layanan “mewah” saat itu dengan menyediakan snack, soft drink, dan makan malam gratis dengan pelayanan pramugari sepanjang perjalanan menjadikan OBL menjadi armada favorit di jalur tersebut. Bus malam ini konon memiliki beban biaya “maintenance” yang lebih ringan dibanding bumelan, sehingga keuntungan yang didapatpun menjadi lebih tinggi.
Pada tahun 1973 OBL melebarkan sayapnya dengan membuka line bus malam Jogja- Magelang – Temanggung – Semarang – Jakarta dengan membeli beberapa unit baru Mercedes Benz LP 911 dan Dodge K700 yang berbodi ala MB LP 911 namun berlampu bulat yang mendapat julukan “Mercy Dodge”.
Persaingan bisnis angkutan bus malam saat itu sangatlah ketat, banyak PO baru bermunculan. Hal ini menjadikan OBL harus selalu tampil “up to date” dan meremajakan armadanya dengan membeli beberapa unit bus Mercedes Benz OF 1113 berbodi Malindo untuk memperkuat armada bus malamnya, dan mulai tampil dengan nama “Safari Dharma Jaya / Raya”
Mercy OF ex Pata
Mitsubishi BM CBU
Pada saat itu layanan “bumelan” ditutup dan OBL pun fokus di pelayanan bus malam, hingga membeli beberapa unit MB OF ex PATA Built Up Singapura yang sudah berpendingin udara berwarna putih bergaris merah, dan Ford Metsec R192 Built Up Inggris berwarna hijau. Saat itu OBL juga telah memiliki armada layanan paket dengan mengoperasikan truk Mercedes, beberapa Isuzu dan bus paket yang merupakan ex armada bus malamnya.
Pada awal tahun 1984 beberapa unit baru Mitsubishi BM 115 buatan Karoseri Malindo didatangkan bersama beberapa Mercedes Benz OF 1113 berbodi Delima Jaya untuk menghidupkan kembali armada bumelan di jalur Magelang Ngadirejo. Uniknya pada saat ramai penumpang bus bumel ini diperbantukan sebagai armada bantuan bus malamnya. Namun “bumelan” ini tidak bertahan lama dan OBL pun kembali fokus di layanan bus malam.
Mercedes benz LP 911
Mercedes Benz OF 1113
Mercedes Benz OH 1113
Mercedes Benz OH 1518
Seiring dengan tingginya animo masyarakat, maka awal tahun 1989 PO OBL menambah 2 jurusan baru yakni Denpasar – Jakarta PP dan Denpasar – Jogja – Temanggung PP. Menyusul pada tahun 1997 dengan Jurusan Mataram – Jakarta PP dan Mataram – Jogja – Temanggung PP .
Tahun 2001 rute jarak jauh kembali ditambah melayani jurusan Jakarta – Semarang – Solo. Di tahun 2003 PO Safari Dharma Raya sudah mulai memasuki Rute Bima – Jakarta PP. dan juga Bima – Jogja – Jakarta.
Selain menggeluti angkutan antar kota, PO OBL juga menggeluti angkutan bandara dan paket, dimulai tahun 1999 ketika mendapatkan kontrak 3 tahun untuk keperluan unit Bus angkutan Bandara Juanda Surabaya Jawa Timur .
Setelah akhir kontak dengan Bandara Juanda Surabaya PO Safari Dharma raya di Tahun 2002, PO OBL kembali di percaya untuk proses tender pengadaan dan pelayaanan bus angkutan Bandara dari PT Gapura Angkasa, sampai dengan 5 tahun untuk pelayanan di Bandara Ngurah Bali.
Sebagai PO yang sudah besar, PO OBL menggunakan berbagai macam chasis untuk busnya, meski sebagian besar menggunakan Mercedes Benz, OBL juga memakai chasis chasis lain seperti Scania, Hino, MAN, bahkan chasis gado gado yang menggunakan mesin Weichai dan Yuchai 😀 , PO OBL juga menjadi sarang bus bus langka seperti Mercedes- Benz OH 1518 Neoplan, OH 1518 XBC Matic, dan MAN 18.310 HOCL.. PO OBL termasuk pengguna awal chasis Scania di Indonesia 😀 dengan scania K114/k124..
Untuk urusan body OBL mempercayakan sebagian besar bus busnya pada karoseri Adiputro dan Morodadi Prima, bus bus lama eks Safari Dharma Raya kemudian diturun kelaskan menjadi kelas ekonomi dibawah manajemen PO Safari Dharma Jaya .
Pasca meninggalnya pendiri OBL Bapak Darmoyuwono, pada Tahun 1989 PO OBL diturunkan kepada kedua Putra yakni Hendro Dharmo Yuwono yang memiliki Kantor di Jakarta dan Santoso di bawah pengawasan lbu Soetari Darmoyuwono yang berkantor di Temanggung.
source : Fb Binawan Muhammad , OBL Mania, Bp Hendro Darmoyuwono (owner OBL)
awansan.com – Mercedes – Benz O321 memang bukanlah bus Mercedes pertama yang masuk ke Indonesia, karena sebetulnya pada zaman penjajahan Belanda sudah ada beberapa bus Mercedes yang masuk di Indonesia dan digunakan pada beberapa trayek bus di pulau Jawa dan Sumatera
Bus Diesel Mercedes Benz trayek Bandung – Cirebon (1939)
Namun untuk era pasca kemerdekaan, Bisa dibilang Mercedes Benz O 321 H merupakan pelopor masuknya bus modern di Indonesia, yup pada era 60an Mercedes Benz O 321 H merupakan salah satu jenis bus terbaik di dunia, dengan beberapa fitur yang kemudian baru umum di Indonesia 20 – 30 tahun kemudian, wajar saja bus ini kemudian menarik hati Indonesia yang sedang menyelenggarakan event bergengsi Ganefo dan Asian Games.
Melalui Importir PT Permorim tercatat sedikitnya ada 300 unit Bus Mercedes O321 H yang masuk ke Indonesia, suatu jumlah yang sangat besar untuk satu jenis bus, pada saat bersamaan juga masuk Bus Robur , Bus Dodge dan Bus Ikarus yang juga dipergunakan untuk kepentingan Ganefo dan Asian Games.
Mercedes Benz O 321 H sendiri pertama diluncurkan di Jerman pada tahun 1954 dengan basis produksi di kota Manheim Jerman, bus ini merupakan cikal bakal body bus low floor dan monoque body di Indonesia, Mercedes Benz O 321 H memiliki desain chasis semi integral, dengan kata lain body terpasang pada kerangka, dimana unit lantai berperan sebagai penyangga beban keseluruhan, Teknologi seperti ini menjadikan bus lebih ringan, lebih stabil dan bagasi lebih luas karena tidak adanya sasis yang melintang, wheelbase bus ini adalah 4.18 meter sedangkan total panjangnya 9.23 meter dengan kapasitas penumpang 38 seat.
Konstruksi Body seperti ini baru kemudian dipakai di Indonesia 36 tahun kemudian ketika Adiputro memperkenalkan model Neoplan yang berbody monoque juga.
Mercedes Benz O 321 H perum PPD
Fitur lain yang cukup canggih adalah adanya, pintu geser pneumatic di bagian depan, untuk kenyamanan jangan ditanya karena O 321 H sudah menggunakan suspensi coil spring (per keong) yang tertanam pada axle depan, ingat lho ini bus tahun 60an, di Indonesia sendiri pintu pneumatic baru muali banyak digunakan tahun 90an, sedangkan per keong sampai sekarang belum ada bus di Indonesia yang memakainya
Pada sektor mesin Mercedes Benz O 321 H keluaran sebelum 1962 menggunakan mesin diesel seri OM321 berkapasitas 5,1 liter dengan tenaga 110HP , sedangkan keluaran 1962 ke atas sudah menggunakan mesin yang lebih besar berkode OM322 , dengan kapasitas 5,7 liter mesin ini mampu menghasilkan tenaga hingga 126HP. tenaga dari mesin kemudian disalurkan ke roda Via transmisisi manual 5 speed fully-synchronized dan berfitur gearshift system elektris.
Bus Mercedes Benz O321 dan Bus Dodge di terminal Blok M 1973
Pasca event Ganefo dan Asian Games selesai bus ini kemudian dipakai oleh Perum PPD untuk bus bus kota di Jakarta, sebagin bus lain juga jatuh ke tangan perusahaan otobus swasta dan dioepasikan sebagai bus antar kota , bus ini masih terlihat hingga tahun 1973 hingga kemudian menghilang tak tau kemana, dari 300an unit bus Mercy O 321 yang masuk Indonesia, kini hanya tersisa 3 unit bus saja di tangan kolektor.
awansan.com – Program mobil nasional bukanlah barang baru dalam industri otomotif nasional, program ini sudah ada sejak tahun 70an namun selalu saja kandas, jika baru baru ini Indonesia dihebohkan dengan polemik mobil nasional Esemka yang dianggap hanya rebadge mobil cina, maka sebetulnya kita sudah pernah punya yang lebih di masa lalu
Sedikit sedikit menengok ke belakang, sebetulnya Indonesia sudah pernah punya Perkasa, brand Mobil Nasional bergerak yang dalam bidang kendaraan niaga, brand ini diproduksi oleh PT. Wahana Perkasa Auto Jaya anak perusahaan grup Texmaco, pada era tersebut texmaco sudah mempunyai kemampuan untuk memproduksi kendaraan niaga di dalam negeri secara penuh dengan kandungan lokal lebih hingga 90 % .
Texmaco juga mempunyai banyak lisensi dari berbagai pabrikan otomotif di dunia , sehingga boleh memproduksi sendiri part tersebut di dalam negeri, beberapa lisensi yang dikantongi Texmaco untuk produksi kendaraan niaganya adalah Leyland (Cabin, Axle, Chasis), Steyr Diesel (Engine), Cummnis (Engine), Eaton (axle), dan ZF (Transmsisi, Steering system)
Usaha yang dilakukan Texmaco ini mirip dengan yang dilakukan oleh pabrikan truck di China, dimana mereka awalnya hanya melisensi part kendaraannya untuk diproduksi dalam negeri, namun setelah dirakit diberi merk tersendiri.
Brand perkasa pertama kali diluncurkan pada pertengahan 1998 dengan produk pertamanya berupa truk, sebagai produk nasional, Perkasa pun kemudian sudah mendapat pesanan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) maupun Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk kendaraan militer (ranmil) dan kendaraan taktis (rantis).
PT Wahana Perkasa Auto Jaya kemudian mengembangkan pasar dengan memproduksi bus di tahun 2001, dengan line up yang cukup lengkap di semua kelas , baik itu kelas medium bus maupun big bus.
Perkasa Big Bus
40 Seater Luxury Bus Prototype.The frame was fabricated in 3 pieces.The Suspension in-corporated Front and Rear Anti-roll bars and Shock Absorbers.The Rear Axle Ratio was made “taller” for higher speeds.
awansan.com – Dear pembaca semua, merk bus Ikarus mungkin terdengar asing di telinga kita, tapi siapa sangka ternyata bus ini telah mewarnai dunia transportasi Indonesia sejak medio 1950an, bukan rahasia lagi jika di era 1950 – 1970an kendaraan merk Amerika seperti Dodge dan Chevrolet begitu mendominasi jalanan Indonesia, sehingga sejarah tentang merk lain jarang terekspose.